pekerjaan

Mengapa banyak Sarjana yang Tidak Mendapat Pekerjaan?

Menjadi Seorang Sarjana

Menjadi pengangguran pada saat menyelesaikan studimu bukanlah hal yang baru. Hal ini memang lumrah terjadi pada sebagian besar lulusan sarjana di zaman sekarang ini. Namun tidak sedikit juga mereka yang langsung mendapat kerja setelah lulus atau bahkan sudah memiliki pekerjaan tetap pada saat masih kuliah. Lalu apa yang membedakan keduanya?

Banyak faktor yang melatarbelakangi sulitnya seseorang untuk mendapatkan pekerjaan, terlepas dari background pendidikannya. Memiliki ijazah S1 kini tidak lagi menjadi penjamin seseorang akan mendapatkan pekerjaan meskipun banyak pekerjaan yang mensyaratkannya.

Kini, menjadi sarjana hampir menjadi sebuah standar, sehingga persaingan untuk mendapatkan pekerjaan pun menjadi lebih ketat karena bukan hanya kamu yang merupakan lulusan S1. Keadaan ini mendorong para lulusan sarjana untuk lebih menggali potensi di dalam dirinya agar mencari apa nilai tambah mereka untuk lantas dijadikan nilai jual.

Akar Penyebab Pengangguran

Mari kita bahas permasalahan utama dari banyaknya sarjana yang belum mendapatkan pekerjaan. Apa saja faktor penyebab tingginya tingkat pengangguran?

1. Otomatisasi Pekerjaan

Semenjak awal kemunculan revolusi industri, mesin telah menggantikan tenaga manusia dalam melakukan sebuah pekerjaan. Misalnya saja tombol lift yang menggantikan operator lift, robot yang menggantikan pelayan restoran, customer service yang diganti oleh chatbot, hingga petugas pengiriman barang yang digantikan oleh drone.

Sebuah studi di Amerika Serikat mengestimasikan bahwa dari tahun 1990-2007, terdapat 400.000 lapangan pekerjaan hilang akibat otomatisasi. Kini dengan adanya pandemi COVID-19, dorongan perusahaan untuk menggantikan pekerjaan manusia dengan mesin semakin meningkat. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya operasional dan risiko terinfeksinya pekerja terhadap virus.

Selain itu, pekerjaan yang diotomatisasi juga dinilai lebih efektif karena mampu memangkas waktu secara signifikan. Mesin juga tidak dapat sakit atau menularkan virus, juga tidak membutuhkan waktu lama untuk berhenti bekerja.

Secara teori, dengan adanya mesin dan Artificial Intelligence (AI), manusia seharusnya bisa dibebaskan dari pekerjaan yang berisiko tinggi sehingga manusia dapat lebih fokus terhadap pekerjaan yang memerlukan pemikiran logis. Dengan begitu, perusahaan akan menjadi lebih produktif dan upah karyawan pun akan meningkat.

Lalu sebagai pencari kerja, apa yang harus kamu lakukan? Globalisasi serta peningkatan teknologi tentunya tidak mungkin dapat dihentikan. Mereka yang kehilangan pekerjaan karena otomatisasi ini diharapkan dapat beradaptasi dan melakukan transisi ke jenis pekerjaan baru.

Karena pada dasarnya, manusia masih memiliki kelebihan dibandingkan dengan mesin ataupun AI. Pengalaman, kemampuan dan keterampilanmu dalam beradaptasi masih dan akan terus selalu dibutuhkan.

2. Perubahan Tren

Perkembangan yang pesat di bidang digital dan teknologi, perubahan demografis dan evolusi lainnya akibat globalisasi telah mengubah dunia ketenagakerjaan. Untuk memahami perubahan yang terjadi, kamu harus mengerti tentang deindustrialisasi dan polarisasi pekerjaan.

Polarisasi pekerjaan merupakan pemahaman terhadap tipe pekerjaan yang semakin penting, dibutuhkan perusahaan dan berharga tinggi. Sedangkan deindustrialisasi adalah berkurangnya kapasitas industrial di sebuah negara. Fenomena ini lantas mendorong terjadinya transisi pada bursa ketenagakerjaan.

Transisi yang terjadi kemudian membentuk tren baru. Sebuah studi yang dilakukan Labour and Population menunjukan bahwa transisi ini akan menghasilkan tenaga kerja baru. Pencari kerja diharuskan untuk mengasah kemampuan yang lebih mengerucut dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Perusahaan juga akan dipaksa untuk merekrut kelompok pekerja yang memiliki pengalaman dan pelatihan tertentu akibat dari lambatnya pertumbuhan tenaga kerja.

Selain itu, perubahan juga akan terjadi pada pola demografis dalam komposisi tenaga kerja. Misalnya, komposisi antara perempuan dan laki-laki yang semakin berimbang sehingga kesempatan bagi perempuan untuk bekerja akan semakin terbuka lebar.

Kemampuan teknikal terhadap internet dan teknologi kini semakin menjadi standard. Namun begitu, soft skill seperti kemauan bekerja keras, kesabaran, dan komunikasi juga masih banyak dibutuhkan.

Jadi untuk dapat bertahan dengan adanya banyak perubahan di dunia industri, kamu harus mampu menjadi fleksibel dan beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Cocokan kemampuanmu dengan apa yang saat ini sedang dibutuhkan.

3. Semakin Ketatnya Persaingan Dengan Tenaga Kerja Global

Banyaknya free trade agreement yang dilakukan antar bangsa semakin membuat mudah para pekerja dari negara lain untuk memasuki pasar tenaga kerja dalam negeri. Hal ini akan menjadi tantangan bagi kamu jika kamu tidak mempersiapkan dirimu dengan skill, pengetahuan dan pengalaman yang cukup.

Saat perusahaan melakukan ekspansi dan menjadi internasional, salah satu komponen penting kesuksesan adalah pengetahuan karyawan. Oleh karenanya, dengan merekrut tenaga kerja asing, perusahaan akan memperoleh pengetahuan yang selama ini tidak dimiliki.

Perekrutan asing biasanya akan memberikan pemahaman mendalam mengenai keahlian-keahlian tertentu, produk, sistem dan kebijakan.

Standar terhadap karyawan pun berganti mengikuti standar perusahaan yang kini sudah menjangkau pasar internasional. Mereka menginginkan pekerja yang mampu keep up dengan perubahan serta culture industri internasional.

Seringkali, karyawan dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut sehingga perusahaan lebih banyak beralih kepada tenaga kerja global.

Untuk mengatasi hal tersebut, tentunya kamu harus melengkapi dirimu dengan pengetahuan dan kemampuan yang berstandar internasional. Tidak hanya kemampuan teknologi, kemampuan berbahasa inggris pun kini sudah menjadi standar.

Jika kamu tidak bisa mengikuti perubahan ini maka kamu tidak mampu menjawab kebutuhan perusahaan dan akan terus tertinggal.

Indonesia sendiri telah menandatangani beberapa perjanjian perdagangan bebas dengan berbagai negara di dunia. Dan karenanya, tenaga kerja global pun akan dapat lebih mudah untuk mencari pekerjaan di dalam negeri.

Namun jangan berkecil hati, karena hal ini juga berarti kamu dapat dengan lebih mudah untuk mencari pekerjaan di negara lain.

Mengapa Banyak Sarjana yang Menganggur?

memikirkan kerja
Menjadi seorang sarjana bukan merupakan jaminan mendapat pekerjaan

1. Terlalu Idealis Dalam Mencari Pekerjaan

Banyak alasan yang melatarbelakangi seseorang sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Dan salah satunya adalah karena ia terlalu idealis. Menjadi seseorang yang idealis bukanlah hal yang salah.

Namun, pastikan kamu juga memiliki “amunisi” yang cukup untuk menjadi idealis. Banyak dari fresh graduate yang langsung menginginkan gaji tinggi dan jabatan yang penting saat melamar pekerjaan. Pertanyaannya adalah, sudah pantaskah kamu untuk menuntut hal tersebut?

Refleksikan kembali perjalananmu selama kuliah. Apakah kamu sudah mengantongi kemampuan yang cukup dibutuhkan di dunia kerja? Apakah kamu memiliki network profesional yang cukup oke untuk dapat membawamu ke pekerjaan impianmu?

Untuk itu, banyak perusahaan yang menempatkan fresh graduate pada posisi entry job level. Tentu saja pada posisi seperti ini perusahaan mengharapkan karyawan untuk dapat belajar terlebih dahulu agar memahami lebih dalam posisi, tanggung jawab serta tugas yang diampu. Menempatkan orang yang tidak berpengalaman pada posisi tinggi tentunya terlalu berisiko.

Jadi, jangan berkecil hati jika kamu mendapatkan posisi pemula pada sebuah pekerjaan. Inilah kesempatanmu untuk belajar dan berbuat salah. Anggaplah hal ini sebagai batu loncatan untuk meraih karir yang lebih tinggi di masa depan.

Dan beberapa cara untuk mendapatkan networking yang berpotensi membantumu dalam mendapatkan pekerjaan misalnya perkumpulan alumni, bursa kerja, organisasi profesional, konferensi, media sosial.

Terlebih lagi, jika kamu menutup kesempatan mencoba hal baru dengan hanya menginginkan pekerjaan di bidang tertentu. Tentunya ini bukanlah hal yang salah, namun hal ini menutup kesempatanmu untuk mendapatkan pengalaman kerja.

Pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai minatmu ini bisa saja menjadi batu loncatan yang membuka matamu terhadap hal baru sehingga kamu mendapatkan skill dan network baru.

2. Minim Pengalaman Kerja

Memegang ijazah perguruan tinggi kini tidak lagi dianggap spesial. Karena di Indonesia sendiri, terdapat ribuan orang yang lulus dari puluhan perguruan tinggi setiap tahunnya. Hal ini berarti di luar sana banyak orang yang berkualifikasi.

Menjadi sarjana memang masih sebuah persyaratan di beberapa bidang pekerjaan dan mampu mengantarkanmu ke pintu karir masa depanmu. Namun berbekal ijazah saja tidak akan mampu mengesankan recruiter.

Orang yang baru lulus, atau biasa disebut dengan fresh graduate, biasanya dianggap pemula di dalam dunia kerja. Karena rata-rata pada perguruan tinggi yang diajarkan adalah teori dan minim sekali praktik.

Untuk menambahkan kredensial dan pengalamanmu, kamu dapat mencoba mengikuti magang, pelatihan kerja, sertifikasi atau kegiatan kerelawanan.

Pada beberapa industri, fresh graduate malah biasanya harus melalui tahap magang terlebih dahulu untuk mendapatkan posisi pekerjaan tertentu. Jika kamu merasa kesulitan untuk mencari pekerjaan, opsi magang dapat menjadi pilihan alternatif bagimu.

Selain mampu menambah kemampuan dan pengetahuanmu di bidang tertentu, ini juga menjadi sarana batu loncatan bagimu untuk mendapatkan pekerjaan penuh waktu. Karena tidak sedikit dari pekerja magang yang kemudian diangkat menjadi pekerja penuh waktu.

3. Tidak Siap Transisi Ke Dunia Kerja

Pada kenyataannya, tidak banyak lembaga pendidikan yang benar-benar mempersiapkan lulusannya untuk menghadapi proses pencarian kerja. Sehingga banyak dari lulusannya yang kurang up date dengan proses pelamaran kerja di zaman sekarang ini.

Portal pencarian kerja seperti jobstreet, Glints, urbanhire dan lain-lain kini semakin mainstream digunakan oleh perusahaan dalam menjaring karyawan baru. Dan bisa saja tidak banyak yang tahu akan hal ini dan berpikir untuk mendapatkan kerja mereka harus menyebar CV secara langsung ke perusahaan-perusahaan.

Untuk itu, kamu dituntut untuk mandiri dan lebih pro-aktif dalam mencari informasi. Mulai dari bagaimana menulis CV untuk bidang tertentu, cara membuat portfolio, hingga tips wawancara.

Kesimpulan

Saat kamu berhasil lulus dan mendapatkan ijazah perguruan tinggi, ingatlah bahwa hal itu bukan jaminan untukmu mendapatkan pekerjaan. Selain pengetahuan yang kamu dapatkan di bangku kuliah, pengalaman serta kemampuan teknis merupakan hal wajib yang harus kamu miliki. Perpaduan antara ketiganya menciptakan keseimbangan yang dibutuhkan oleh banyak perusahaan di zaman sekarang ini.

Apakah kamu menyukai artikel ini? Tinggalkan pesan dan pertanyaanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

Retail

Mimpi Bekerja di Sektor Retail? Simak Dulu Informasi Berikut

Bermimpi untuk dapat berkarir di industri retail? Tapi sejauh mana pengetahuanmu tentang industri ini?

Retail sendiri merupakan sebuah wadah bagi para produsen barang dan jasa untuk dapat menyalurkan dagangannya kepada customer. Perusahaan retail biasanya mendapatkan barang-barang tersebut langsung dari perusahaan yang bergerak di bidang FMCG, distributor atau supplier lokal. Itulah bagaimana komoditas berubah menjadi produk jadi.

Perusahaan retail mendapatkan keuntungan dengan menaikan harga jual barang dari harga aslinya. Yang perlu kamu ketahui adalah setiap pihak yang berperan pada supply chain juga melakukan hal demikian. Harga jual produsen terhadap toko retail tentu berbeda dengan harga yang dijual oleh toko retail kepada konsumen.

Beberapa aktor yang berada di dalam supply chain perusahaan retail yaitu:

  1. Produsen: Bertugas memproduksi produk menggunakan mesin, dan bahan mentah
  2. Wholesaler: Membeli produk dari produsen dan menjualnya dalam jumlah besar (grosir) kepada perusahaan retail
  3. Penjual retail: Menjual produk dalam jumlah kecil kepada konsumen dengan harga yang lebih tinggi
  4. Konsumen: Membeli produk dari retailer untuk penggunaan pribadi

Perusahaan retail mampu mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi jika membeli langsung dari produsen karena rantai penjualan yang lebih kecil. Beberapa perusahaan retail juga sudah banyak yang memproduksi sendiri beberapa barang dagangannya. Hal ini disebut dengan vertical integration.

Kenaikan harga ini disebut dengan markup atau margin keuntungan retailer. Kenaikan harga biasanya terjadi hingga dua kali lipat pada setiap aktor di dalam supply chain. Hal ini disebut dengan “keystone markup” yang diperlukan untuk menutupi biaya tambahan serta keuntungan yang cukup untuk membayar pemegang saham.

Hal terpenting bagi perusahaan retail adalah bagaimana caranya untuk menarik konsumen melalui tampilan produk dan pemasaran. Pemeliharaan inventaris, ketersediaan stock dan pelayanan prima merupakan beberapa hal utama bagi pekerja di bidang retail.

Berbagai Jenis Penjual Retail

Terdapat beberapa macam jenis penjual retail yang menggunakan berbagai teknik penjualan yang berbeda dan dengan target pembeli yang berbeda pula. Masing-masing dari jenis tersebut juga menyediakan pengalaman yang berbeda.

Departemen Store

Departemen store menjual berbagai macam produk yang diklasifikasikan berdasarkan kategori dan ditempatkan berdasarkan pembagian tersebut. Kategori yang dimaksud misalnya adalah pakaian dewasa, pakaian anak, sepatu, perhiasan, perlengkapan rumah tangga dan lain-lain.

Brick and Store

Jenis yang paling umum dari retailer adalah brick and mortar. Ini bukanlah nama sebuah toko, namun merupakan istilah yang digunakan untuk mendefinisikan toko retail fisik seperti supermarket dan mini market seperti Carrefour, Alfamart, Indomart, Hypermart, Giant dan toko serupa lainnya.

Bukan hanya itu saja, jenis toko kelontong, pedagang asongan dan kios juga termasuk ke dalam retailer jenis ini. Mereka merupakan jenis penjual retail yang menjual berbagai macam produk makanan, minuman, peralatan rumah tangga, produk kecantikan dan terkadang juga barang elektronik.

Specialty/Outlet Retailer

Jenis penjual retail ini hanya menjual produk yang spesifik dan dijual oleh satu merek tertentu. iBox, Nike, Victoria Secret merupakan beberapa contoh outlet retail karena hanya menjual produk dari merek perusahaannya masing-masing.

Retailer Online

Lalu ada yang jenis retailer yang kita kenal dengan online retailer. Jenis penjual retail ini memanfaatkan website dan media sosial untuk menjajakan serta memasarkan produk dagangannya. Setelah konsumen memilih dan membayar produk pilihannya, toko online lantas bekerja sama dengan kurir untuk mengirimkan produk tersebut langsung ke alamat konsumen.

Mereka juga biasanya menjual produk lebih murah dari harga retail pada umumnya karena selain tidak membutuhkan toko fisik, mereka biasanya membeli produk langsung dari produsen. Karena harga yang lebih kompetitif dan pembelian yang lebih efektif inilah konsumen lebih banyak memilih jenis penjual ini.

Contoh dari online retailer adalah online marketplace seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Lazada, Amazon dan platform serupa lainnya. Meskipun pertumbuhan retailer jenis ini adalah yang paling cepat, namun mereka hanya mewakilkan sekitar 12% dari industri retail secara keseluruhan.

Namun, banyak perusahaan retail yang kini menggabungkan antara toko offline dan pelayanan online. Misalnya Alfacart dari Alfamart, Hypermart Online dari Hypermart dan beberapa supermarket yang bekerjasama dan telah tersedia pada beberapa platform marketplace.

Skill Yang Dibutuhkan Untuk Bekerja di Sektor Retail

Untuk dapat bekerja di industri retail, kamu membutuhkan serangkaian kemampuan dan keahlian tertentu. Banyak peran di industri retail seperti misalnya kasir, manajer penjualan, manajer toko yang membutuhkan keahlian mulai dari penanganan produk hingga pelayanan terhadap pelanggan.

Berikut tim berkarir.id telah merangkum beberapa keahlian yang dibutuhkan di sektor retail.

1. Kemampuan Berkomunikasi

Di dalam sektor retail, apapun posisi pekerjaannya pasti kemampuan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan yang paling dibutuhkan.

Menguasai kemampuan berkomunikasi bukan hanya tentang mampu berbicara dengan lancar, kamu juga dituntut untuk dapat menyampaikan pesan secara efektif dan jelas kepada lawan bicara agar mereka memahami maksud pesan tersebut.

Selain itu, mereka yang bertugas secara langsung menangani konsumen juga diwajibkan menguasai kemampuan ini.

Mereka harus mampu menghadapi pertanyaan dan komplain serta memberikan pengetahuan produk kepada konsumen. Dan dengan semakin maraknya penjualan melalui online, kamu juga diharuskan menguasai komunikasi tidak langsung.

Jika secara tatap muka kamu harus menguasai ekspresi dan intonasi bicara, maka saat berkomunikasi secara online kamu harus memikirkan bagaimana caranya agar ketikanmu terdengar sopan dan ramah.

2. Customer Service

Selain mampu untuk berkomunikasi secara baik dan benar, pekerja di sektor retail juga harus menguasai kemampuan pelayanan prima atau excellent customer service. Selain menjual produk, perusahaan retail juga menjual pengalaman berbelanja yang menyenangkan terhadap pelanggan.

Dan untuk itu, pekerja di sektor ini diharuskan memberikan pelayanan yang sempurna agar memberikan pengalaman berbelanja yang menyenangkan. Sehingga menghasilkan customer loyalty.

Selain diharuskan menjadi ‘people person’ yang terkenal dengan keramahan, senyum dan sikap positifnya, kamu juga harus memiliki rasa empati yang tinggi. Rasa empati dibutuhkan agar kamu dapat merasakan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan, sehingga kamu mampu memberikan solusi terhadap kebutuhannya tersebut.

3. Kemampuan Matematis

Seseorang yang bekerja di sektor retail juga dituntut harus memiliki kemampuan matematis yang cukup. Seperti diketahui, produk yang dijual serta dibeli oleh sebuah perusahaan retail pasti tidak sedikit. Pekerja di sektor ini harus menguasai kemampuan matematis karena akan berurusan langsung dengan pembelian dan penjualan produk, inventarisasi produk, pengembalian produk dan juga revenue perusahaan.

4. Kemampuan Menjual Produk

Khusus untuk pedagang retail dengan toko fisik, kemampuan untuk menjual menggunakan kata-kata persuasi dan edukasi produk merupakan hal dasar yang harus dikuasai.

Hal ini sangat berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, jadi pastikan bahwa kamu telah mengasah kemampuan berkomunikasi mu terlebih dahulu agar dapat memiliki kemampuan menjual.

Kamu dituntut untuk dapat mendorong rasa penasaran konsumen terhadap suatu produk berubah menjadi keinginan untuk membeli. Tidak berhenti sampai disitu, setelah berhasil mendorong konsumen untuk membeli produk selanjutnya kamu harus mampu mengubah konsumen tersebut menjadi pelanggan tetap di tokomu.

Bagaimana caranya? Metode yang digunakan meliputi kemauan untuk mendengar permasalahan pelanggan, kemampuan untuk memberikan rekomendasi terbaik dan juga kepribadian yang hangat agar dapat memunculkan rasa percaya pada konsumen.

Tidak hanya itu saja, pengetahuan produk juga menjadi nilai tambah yang dapat mendorong konsumen untuk membeli suatu produk. Kamu harus mampu menjelaskan fitur, benefit serta perbandingan produk tersebut dengan jelas dan menarik.

Untuk itu kamu juga harus membangun commercial awareness agar dapat lebih baik memberikan penjelasan produk kepada pelanggan.

Apakah informasi ini membuatmu lebih yakin untuk bekerja di sektor retail? Tinggalkan pendapat serta pertanyaanmu di kolom komentar, dan jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-temanmu!

Retail

Mengenal Perusahaan FMCG, Perusahaan Incaran Fresh Graduates

Apa Yang Dimaksud Perusahaan FMCG?

Fast-moving consumer goods atau yang biasa disebut dengan FMCG merupakan perusahaan yang memproduksi produk kebutuhan sehari-hari dalam bentuk kemasan dan karenanya memiliki perputaran omset yang cepat.

Penjelasan

Fast-moving consumer goods (FMCG) adalah sebutan bagi produk-produk yang terjual dengan cepat dan memiliki harga murah. Contohnya adalah produk rumah tangga yang memiliki waktu simpan yang tergolong sebentar seperti makanan dan minuman kemasan, peralatan mandi, kosmetik, obat-obatan dan lainnya yang serupa.

Istilah FMCG sangat lazim digunakan di wilayah Eropa, Asia dan Oceania, sedangkan di Amerika, ia biasa disebut dengan CPG (Consumer Packaged Goods).

Mengapa perusahaan yang menjual produk murah dapat menghasilkan keuntungan yang besar?

Jika produk tersebut dijual secara satuan (eceran), maka perusahaan memang mendapatkan keuntungan yang sedikit. Namun karena produk-produk tersebut cenderung dijual secara grosir, maka perusahaan mendapatkan untung yang besar.

FMCG secara umum memiliki produk dengan lama simpan yang sebentar, dikonsumsi sehari-hari dan fokus terhadap loyalitas konsumen. Untuk itu, perusahaan di sektor ini memiliki volume perdagangan yang besar, beberapa bahkan melewati batas negara. Hal ini berarti jejaring distribusi yang luas penting untuk kesuksesan perusahaan.

Ciri Dan Contoh Perusahaan FMCG

perusahaan multinasional
Brand FMCG banyak dikenal masyarakat karena erat dengan kehidupan sehari-hari

Berikut merupakan karakteristik utama perusahaan yang bergerak di industri FMCG:

  • Dari perspektif konsumen
    • Pembelian yang berulang
    • Harga murah
    • Lama penyimpanan yang pendek
    • Konsumsi secara terus menerus
  • Dari perspektif penjual
    • Volume penjualan tinggi
    • Margin kontribusi yang rendah
    • Distribusi ekstensif

Beberapa contoh perusahaan yang bergerak di industri FMCG misalnya:

1. Procter & Gamble (P&G)

Perusahaan Procter & Gamble atau yang lebih sering dikenal dengan P&G merupakan perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang ditemukan pada 1837 oleh William Procter dan James Gamble. Perusahaan ini fokus memproduksi produk kesehatan dan kebersihan pribadi yang dibagi ke dalam beberapa segmen seperti produk kosmetik, bayi, rumah, dan keluarga.

2. Johnson & Johnson

Johnson & Johnson merupakan perusahaan multinasional yang ditemukan pada tahun 1886. Perusahaan ini memproduksi produk kesehatan, produk pertolongan pertama, produk bayi dan produk kecantikan.

3. Indofood

Siapa tak kenal perusahaan asal Indonesia ini? Produk utamanya yaitu mie instan kini mendunia dan dinikmati oleh berbagai penduduk internasional. Selai memproduksi mie instan, mereka juga memproduksi susu, makanan ringan, hingga bumbu dapur. Seluruhnya dijalankan oleh lini bisnis Consumer Branded Products-nya, yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

4. Mayora

Perusahaan yang didirikan pada tahun 1977 ini mungkin sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Produk-produk andalannya, seperti kopi, permen, dan makanan ringan juga populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Karena itu, Mayora pun menjadi salah satu perusahaan FMCG yang menjadi incaran para pencari kerja.

5. Unilever

Unilever merupakan perusahaan multinasional yang berbasis di dua negara, yaitu London dan Rotterdam. Perusahaan ini memproduksi makanan, minuman, perlengkapan kebersihan, dan masih banyak lagi. Ia juga dinobatkan sebagai produsen sabun terbesar. Ia adalah salah satu perusahaan multinasional tertua di dunia dan produk yang dihasilkan tersedia di lebih dari 180 negara.

6. Nestlé

Nestlé merupakan perusahaan multinasional asal Swiss yang khusus memproduksi produk makanan dan minuman. Didasarkan dari revenue dan metriksnya, ia merupakan perusahaan produsen makanan terbesar di dunia.

Nestlé dibentuk pada tahun 1905 dan merupakan hasil gabungan perusahaan Anglo-Swiss Milk Company dan Farine Lactée Henri Nestlé yang ditemukan pada 1866. Perusahaan ini berkembang secara pesat pada saat perang dunia pertama dan kedua.

Produk-produk yang dihasilkannya seperti air kemasan, sereal, kopi, teh, makanan beku, kudapan dan makanan hewan. Ia juga merupakan salah satu pemegang saham L’Oreal yang merupakan perusahaan kosmetik multinasional.

7. The Coca-Cola Company

The Coca-Cola Company merupakan perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang khusus memproduksi serta memasarkan minuman kemasan non-alkohol. Meskipun bermarkas di Amerika, namun ia memiliki franchise di berbagai tempat yang telah mendistribusikan produknya sejak tahun 1889.

Selain karena menawarkan gaji dan benefit yang menarik, perusahaan-perusahaan di bidang FMCG juga menawarkan eksposure dengan komunitas internasional. Inilah mengapa banyak pencari kerja, khususnya fresh graduates, yang mendambakan untuk dapat bekerja di perusahaan FMCG. Dan karenanya, menjadikan perusahaan FMCG memiliki persaingan masuk yang ketat. Untuk itu, dibutuhkan skill dan pengetahuan yang mumpuni untuk dapat diterima di perusahaan FMCG.

Skills yang Dibutuhkan Untuk Bekerja di Perusahaan FMCG

FMCG
Dibutuhkan kemampuan dan skill yang out of the box untuk dapat diterima di perusahaan FMCG

Perusahaan FMCG merupakan industri yang luas dan beragam. Karenanya, ia memiliki banyak posisi yang dapat diisi oleh berbagai ahli di berbagai bidang. Namun, mereka yang memiliki kemampuan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Math) lebih banyak dibutuhkan di industri ini karena mereka mampu untuk:

  1. Meningkatkan kualitas dan keefektifitasan produk
  2. Memangkas harga produksi menggunakan teknologi terbaru
  3. Meningkatkan lama penyimpanan produk
  4. Membuat produk yang lebih ramah lingkungan

Namun kemampuan di bidang lain seperti manajemen bisnis, ekonomi, hukum juga masih dibutuhkan oleh perusahaan FMCG.

Lalu apa saja skill yang dibutuhkan jika ingin bekerja di industri FMCG?

1. Kemampuan Multidisiplin

Kemampuan dan pengetahuan lintas disiplin sangat diperlukan bagi mereka yang mendambakan karir di industri FMCG. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, dalam industri ini terdapat banyak pekerjaan kolaboratif dengan ritme yang cepat. Kemampuan dalam berbagai disiplin ilmu akan sangat membantumu untuk dapat keep up dengan pekerjaan di industri ini.

Industri dan bisnis FMCG mencari orang-orang yang mampu melihat sektor tersebut secara luas. Mereka yang memiliki keahlian dalam bidang marketing harus dapat memperluas pengetahuan mereka terhadap disiplin terkait seperti riset pasar, inovasi produk dan perdagangan agar dapat lebih memperluas peluang mereka mendapat pekerjaan di industri ini.

2. Tahan bekerja di bawah tekanan

Mereka yang tidak kuat untuk bekerja di bawah tekanan tidak akan mampu untuk bertahan bekerja di sektor FMCG. Sesuai namanya, perusahaan ini memiliki ritme kerja yang cepat.

Industri ini membutuhkan pekerja yang mampu membuat keputusan dengan cepat, memberikan pelayanan yang prima, serta berpikir cepat. Hal ini berarti seseorang juga harus memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mengorganisir.

3. Customer-oriented

Hal ini selalu menjadi aspek penting bagi pekerja di sektor FMCG tentang bagaimana kamu dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Namun bukan hanya sekadar kemampuan dan pengetahuan, kamu juga harus benar-benar menikmati interaksi dan menjawab keluh kesah pelanggan.

Tidak hanya itu, untuk dapat menjawab keluh kesah pelanggan maka kamu harus memiliki empati yang dapat memposisikan dirimu sebagai pelanggan guna mencari pemecahan masalah.

Namun, perusahaan di industri FMCG tidak serta merta selalu penuh dengan benefit. Salah satu contohnya adalah ancaman kerusakan lingkungan yang dipengaruhi oleh sampah sekali pakai hasil produksi industri FMCG.

Laporan Greenpeace yang berjudul “A Crisis of Convenience: The corporations behind the plastics pollution pandemic”, menyorot beberapa perusahaan FMCG dan menemukan bahwa:

  1. Kemasan sekali pakai masih banyak digunakan oleh perusahaan tersebut dan belum ada tanda-tanda akan beralih pada kemasan alternatif lain
  2. Tidak ada satupun dari perusahaan tersebut yang memiliki strategi untuk mengganti penggunaan plastik sekali pakai
  3. Kebanyakan dari perusahaan FMCG ini justru meningkatkan penggunaan plastik sekali pakai
  4. Kebanyakan dari perusahaan FMCG tidak tahu jumlah kemasan produk yang didaur ulang dan juga kemana sampah kemasan berakhir
  5. Meski memiliki plastic footprint yang signifikan, solusi yang dicari oleh perusahaan hanya terkait pada daur ulang kemasan, bukan mengurangi pembuatan kemasan plastik
  6. Kurangnya transparansi di sektor FMCG tentang penggunaan kemasan plastik mereka

Sektor FMCG merupakan salah satu industri paling besar. Kebanyakan dari perusahaan di bidang ini memiliki laju pertumbuhan dari 1-5% per tahun. Jika hal ini terus berlangsung, maka produksi plastik sekali pakai pun akan terus meningkat.

Untuk itu lembaga Greenpeace mengimbau sektor FMCG untuk mengganti model bisnis mereka dan memikirkan strategi alternatif dari penggunaan plastik sekali pakai.

Apakah informasi di atas telah memberikan pandangan baru bagimu? Tinggalkan pertanyaan serta saranmu pada kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

visioner

Tingkatkan Produktivitas Kerjamu Dengan Mengikuti Cara Ini

Apakah kamu seorang procrastinator? Apakah kamu merasa bahwa kamu mampu mengerjakan pekerjaan dengan lebih baik namun merasa sulit untuk produktif?

Banyak orang yang memulai harinya dengan rencana akan menyelesaikan pekerjaannya hari itu juga. Namun berapa banyak dari mereka yang benar-benar menyelesaikannya? Distraksi dan kesulitan mengatur waktu serta pekerjaan menjadi alasan utama mengapa banyak dari pekerja yang gagal menjadi produktif saat jam kerja.

Membuat beberapa perubahan pada kebiasaanmu saat bekerja dapat menambah produktivitasmu, bahkan membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Ini akan memperbaiki performa kerjamu dan dalam waktu singkat juga dapat mengurangi waktumu mengerjakan tugas-tugas yang kurang penting.

Tim berkarir.id telah menyusun langkah-langkah yang dapat membantumu bekerja dengan lebih produktif di bawah ini:

Bagaimana Agar Bekerja Dengan Lebih Produktif?

produktivitas kerja
Produktivitas kerja dapat dibangun melalui kebiasaan serta motivasi diri yang kuat

Setiap pekerja pasti memiliki kebiasaan bekerja yang unik dan berbeda. Namun walaupun terdapat perbedaan, cara-cara ini cukup fleksibel sehingga dapat diaplikasikan ke model pekerjaan apapun.

Mulai Membangun Kebiasaan Beraktivitas di Pagi Hari

Mayoritas dari pekerja menjalani kehidupan kerja dari jam 9 hingga jam 5. Namun banyaknya energi yang dapat digunakan manusia untuk bekerja itu terbatas. Hal ini tidak memungkinkan seseorang untuk dapat fokus selama jam kerja tersebut tanpa henti. Terdistraksi merupakan hal yang normal terjadi.

Namun apa yang dapat kamu lakukan agar kamu dapat tetap produktif sehingga setiap pekerjaan dapat terselesaikan? Salah satu kuncinya adalah dengan membangun kebiasaan di pagi hari yang dapat membantu boost semangat kerjamu. Sehingga kamu dapat menjadi produktif dan memaksimalkan waktu-waktu fokus tersebut.

Banyak orang yang lebih memilih untuk memanfaatkan waktu di pagi hari untuk tidur lebih lama dibandingkan dengan melakukan kegiatan lain sebelum bekerja. Dampaknya, mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk mempersiapkan apa yang akan ia lakukan di hari tersebut. Sehingga setiap pekerjaan yang ia lakukan setelahnya menjadi terburu-buru dan membuat bosan. Mood untuk menjadi produktif pun hilang.

Jadi ada baiknya jika kita mencuri waktu selama beberapa waktu untuk kita sendiri sebelum berangkat bekerja. Kamu dapat melakukan meditasi agar pikiranmu lebih positif seharian, berolahraga agar badanmu menjadi lebih bugar dan sehat atau merencanakan pekerjaan yang akan dilakukan agar lebih siap saat bekerja nanti.

Elon Musk, sosok yang berada di balik Tesla dan SpaceX mengaku bahwa ia memiliki kebiasaan bangun pagi dari jam 07.00 dan setelahnya ia memiliki rutinitas sebelum bekerja seperti memeriksa email selama 30 menit, sarapan dan minum kopi, mandi lalu berangkat kerja.

Penemu sekaligus CEO Twitter, Jack Dorsey, juga mengatakan bahwa ia bangun setiap jam 5.30 pagi lalu diikuti oleh meditasi dan lari hingga 6 mil.

Jaga Kerapian Lingkungan Kerja

Tahukah kamu bahwa kerapian dan kebersihan lingkungan kerjamu berpengaruh kepada kenyamanan dalam bekerja? Menurut Morgenstern yang merupakan seorang ahli manajemen waktu, kondisi tersebut dapat memberikan energi atau malah mengurangi energi seseorang saat bekerja.

Ia juga mengatakan bahwa sekitar 25% ketidakrapian meja kerja disebabkan oleh kemampuan mengorganisir seseorang. Lalu sisanya diakibatkan oleh kemampuan manajemen waktu.

Untuk itu, ia menyarankan untuk menjaga meja kerja agar tetap tertata rapi dan menyimpan kertas-kertas yang sedang tidak dikerjakan. Akan lebih baik untuk membuat space berbeda bagi pekerjaan-pekerjaan yang sedang dikerjakan, belum dikerjakan dan telah selesai dikerjakan agar lebih terorganisir.

Salah satu cara lainnya adalah mempersiapkan bahan pekerjaan yang akan dikerjakan esok harinya sehingga pada hari tersebut kamu tidak akan membuang waktu untuk menata kembali meja kerjamu.

Mulai Kerjakan Pekerjaan Sulit Dahulu

Terdapat sebuah teori bernama MIT (Most Important Tasks) yang mengajarkan kita untuk memulai suatu pekerjaan dari yang paling sulit terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan saat baru memulai pekerjaan, energimu masih terisi penuh untuk menyelesaikan pekerjaan yang sulit. Sehingga pada saat siang menjelang sore dan energimu tinggal tersisa sedikit, kamu hanya harus menyelesaikan pekerjaan yang mudah.

Apa saja pekerjaan yang digolongkan ke dalam MIT? Penilaian mengenai mana pekerjaan yang harus diprioritaskan tergantung dari masing-masing orang, dan hanya kamu sendirilah yang dapat menentukannya. Namun secara umum, pekerjaan yang termasuk ke dalam jenis pekerjaan ini adalah pekerjaan yang paling banyak memakan waktu, konsentrasi dan tenaga. Pekerjaan yang memang harus cepat diselesaikan dalam waktu dekat.

Dengan membagi pekerjaan berdasarkan skala prioritasnya, fokusmu juga akan lebih terarah dan pekerjaan akan lebih cepat selesai.

Laura Earnest dari Whole Life Productivity mengatakan efisiensi dan efektifitas dibutuhkan untuk produktivitas yang maksimal. Efisien berarti melakukan pekerjaan dengan benar dan efektif berarti mengerjakan pekerjaan yang benar. Ia mengatakan bahwa orang yang paling produktif cenderung akan mengerjakan pekerjaan yang lebih penting terlebih dahulu untuk memastikan pekerjaan tersebut dilakukan dengan benar.

Istirahat Setiap Beberapa Menit

Tidak ada seorang pun yang dapat bekerja secara produktif selama berjam-jam selama terus menerus. Bahkan orang yang paling sukses sekali pun. Tidak peduli seberapa efisien metode kerja yang kamu jalankan, kamu tetap tidak bisa mempertahankan fokus tanpa henti. Entah tiba-tiba kamu merasa lapar, ngantuk ataupun pegal, distraksi pasti akan datang pada saat kamu sedang bekerja. Inilah mengapa beristirahat di sela-sela pekerjaan menjadi penting.

Riset pun menunjukan bahwa istirahat di sela pekerjaan akan menambah produktivitas seseorang, meskipun hanya beberapa menit. Layaknya baterai, energi manusia berada dalam kondisi yang prima di pagi hari dan perlahan akan berkurang seiring ia digunakan sepanjang hari. Dengan beristirahat, energimu akan diisi ulang serta kamu juga akan lebih mudah mendapatkan inspirasi.

Namun, cobalah untuk tetap mindful dalam beristirahat. Karena beberapa orang menyalah artikan distraksi dan prokrastinasi sebagai istirahat. Pastikan bahwa lama waktu yang kamu gunakan untuk istirahat proporsional dengan lama kamu bekerja. Teknik Pomodoro dapat membantumu untuk tetap terarah dalam mengambil waktu istirahat.

Bekerja secara terus menerus tanpa hati bukan akan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan, terkadang cara yang baik untuk menyelesaikan pekerjaan adalah dengan meninggalkannya selama beberapa saat.

Pada saat kamu istirahat dari pekerjaan, tubuhmu pasti akan bergerak melakukan kegiatan lain. Hal ini bagus untukmu karena pada saat tubuh bergerak, terjadi peningkatan aliran darah ke otak yang akan meningkatkan kemampuan kognisimu.

Alan Hedge yang merupakan seorang profesor ergonomi di Cornell University mengatakan bahwa akan lebih baik jika pekerja menggerakan tubuh mereka saat istirahat guna mengistirahatkan pikiran dari pekerjaan. Duduk dan bekerja secara terus menerus juga tidak baik untuk mereka yang mengandalkan kreativitas saat bekerja.

Tidur siang merupakan salah satu alternatif istirahat yang dapat kamu lakukan. Riset menunjukan, tidur siang dapat membuat otak kita membuat koneksi baru yang terkait dengan kreativitas dan inovasi. Inilah mengapa banyak dari ide-ide brilian diciptakan pada saat mandi di pagi hari.

Jika memungkinkan, coba untuk lakukan power nap selama 20 menit dan minumlah segelas kopi sebelum tidur. Riset menunjukan bahwa kandungan adenosine membantu otak untuk lebih cepat tidur. Sedangkan kandungan kafein membutuhkan waktu 20 menit untuk bekerja, tepat di saat power nap berakhir.

Buat To-do List

Setelah kamu memisahkan jenis pekerjaanmu berdasarkan prioritasnya, kini waktunya bagi kamu untuk menyusun to-do list atau daftar pekerjaan yang akan kamu lakukan. Biasanya, to-do list diurutkan berdasarkan pekerjaan yang paling penting hingga yang bukan prioritas utama. Selain itu kamu juga harus mencantumkan berapa lama waktu yang akan kamu habiskan untuk mengerjakannya. Beberapa orang bahkan menambahkan waktu istirahat mereka dan berapa lama mereka akan beristirahat.

To-do list dibuat agar membuatmu patuh terhadap jadwal sehingga pekerjaan dapat terselesaikan secara cepat dan efisien. To-do list juga dapat membuatmu memanfaatkan waktumu dengan baik.

Namun, keefektifitasannya tetap tergantung dari diri masing-masing orang. Karena tidak ada yang mengawasi apakah kamu menjalankan to-do listmu atau tidak selain dirimu sendiri, maka penting bagimu untuk bisa disiplin dan menjaga akuntabilitas dirimu sendiri.

Kamu dapat mencatat to-do list pada selembar kertas dan menempelnya pada sebuah post-it atau kertas di tempat yang mudah terlihat, atau kamu juga dapat menggunakan aplikasi to-do list yang biasanya telah dilengkapi oleh fitur pengingat sehingga dapat membantumu untuk tepat waktu.

Hindari Multitasking

To-do list yang kamu buat sebelumnya berguna agar kamu dapat menghindari multitasking. Dengan begitu kamu dapat fokus menyelesaikan satu pekerjaan dibandingkan memecah konsentrasi dan mengerjakan lebih dari satu pekerjaan di waktu yang bersamaan. Selain melelahkan dan membuat stres pikiran, cara ini juga terkadang dapat berdampak pada hasil yang kurang maksimal.

Multitasking bagi sebagian orang mungkin dianggap dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat. Namun dengan mengerjakan semua pekerjaan di waktu yang bersamaan, pekerjaan tersebut akan menjadi tidak efisien.

Manusia sendiri memiliki keterbatasan kemampuan kognitif serta ingatan yang dapat dipikirkan dalam satu waktu. Selain itu, kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tergantung kepada seberapa baik ia dapat fokus mengerjakan satu hal dalam satu waktu. Saat seseorang melakukan multitask, ia juga akan menjadi lebih sering melakukan kesalahan.

Perubahan tidak bisa dilakukan secara drastis, apalagi jika terkait dengan gaya hidup dan kebiasaan. Perubahan kecil dalam kebiasaanmu semakin lama akan membawa perubahan yang besar dalam produktivitasmu. Cobalah lakukan satu perubahan pada kebiasaanmu dan tambahlah perubahan lainnya saat kamu menemukan strategi yang cocok untuk dilakukan. Lalu cobalah untuk disiplin dan berkomitmen dalam menjalaninya.

Apakah tulisan di atas membantumu? Tinggalkan pesan dan pertanyaan di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

negosiasi gaji

Cara Negosiasi Gaji Yang Baik dan Benar Dengan Atasan

Pernahkah kamu berada dalam posisi yang memaksamu harus melakukan negosiasi gaji dengan atasanmu? Atau apakah kamu berpikir untuk meminta kenaikan gaji namun tidak tahu harus mulai dari mana?

Baik kamu sedang wawancara untuk suatu pekerjaan atau saat ini sedang bekerja untuk suatu perusahaan, pembicaraan mengenai gaji pasti akan selalu ada. Baik untuk menegosiasikan gaji atau untuk meminta kenaikan gaji. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perusahaan memberikan fleksibilitas kepada pekerjanya perihal negosiasi gaji.

Negosiasi gaji bukan hanya meliputi perbincangan mengenai seberapa banyak upah yang akan diterima seorang pekerja, namun juga termasuk dengan benefit lain yang akan didapatkan seperti tunjangan, cuti, asuransi dan lain-lain.

Sebuah survey yang dilakukan oleh website Salary.com menunjukan bahwa hanya 37% pekerja yang menegosiasikan gajinya, dan 18% orang tidak melakukan negosiasi. 44% lainnya bahkan mengklaim bahwa mereka tidak pernah membahas mengenai kenaikan gaji ketika performance review.

Banyak alasan yang dapat melatarbelakangi mengapa seseorang tidak melakukan negosiasi gaji, seperti merasa takut atau tidak enak misalnya. Dan tentu saja, menegosiasikan gaji dengan atasan bukan sebuah perkara yang mudah. Hasilnya pun belum tentu memuaskan.

Margaret A. Neale, seorang profesor negosiasi dari Stanford University mengatakan bahwa jika kamu mendapatkan gaji sebesar $100.000 dan rekan kerjamu dengan tanggung jawab yang serupa menegosiasikan untuk mendapat gaji sebesar $107.000, maka kamu harus bekerja selama 8 tahun lebih lama untuk dapat sekaya rekanmu pada saat masa pensiun.

Untuk itu, menegosiasikan gaji atau meminta kenaikan gaji merupakan hal yang perlu dipelajari oleh setiap pekerja karena sewaktu-waktu kamu juga perlu melakukannya. Dan karenanya, tim berkarir.id telah mempersiapkan langkah-langkah yang perlu kamu lakukan sebelum melakukan negosiasi gaji.

Cara Melakukan Negosiasi Gaji Dengan Baik dan Benar

negosiasi gaji
Negosiasi yang sukses adalah negosiasi yang berakhir dengan dua pihak merasa saling diuntungkan

1. Riset Range Gaji

Terdapat kemungkinan besar ketika kamu melakukan interview kerja, recruiter akan menanyakan mengenai ekspektasi gaji yang kamu harapkan. Ini menjadi semacam sebuah cue atau tanda untuk memulai negosiasi gaji. Momen ini dapat menjadi menakutkan atau bahkan membuat nervous sebagian orang yang memang tidak mempersiapkan jawabannya. Untuk itu sebelum menjalankan interview, pastikan kamu sudah berjaga-jaga akan datangnya pertanyaan tersebut dengan melakukan riset terlebih dahulu.

Riset apa yang perlu kamu lakukan? Untuk mempersiapkan kamu tentang pertanyaan seputar gaji, lakukanlah riset tentang range gaji atau salary benchmark untuk posisi yang kamu tuju. Selain itu, cari tahu juga berapa rata-rata gaji di perusahaan tersebut.

Banyak website yang dapat membantu kamu untuk dapat membandingkan gaji untuk posisi tertentu, atau kamu juga dapat menanyakan langsung kepada orang lain yang bekerja di perusahaan tersebut atau memiliki pekerjaan yang sama denganmu.

Yang perlu kamu pertimbangkan juga adalah lokasi perusahaan serta seberapa besar perusahaan tersebut berpengaruh kepada rata-rata gaji yang diberikan kepada karyawannya. Perusahaan yang berlokasi di kota-kota besar seperti Jabodetabek, cenderung memiliki standar gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berlokasi di tempat yang jauh dari ibu kota dikarenakan dipengaruhi oleh upah minimum wilayah. Jadi jangan lupa untuk memperhatikan hal tersebut.

Harus kamu perhatikan juga bahwa pada beberapa bidang pekerjaan teknikal seperti desainer grafis, Web developer, Programmer dan lain-lain, mereka memiliki standar gaji yang lebih besar meskipun untuk posisi entry level.

Riset mengenai range gaji ini berfungsi untuk memberikanmu informasi tentang berapa standard gaji yang dapat kamu ajukan kepada recruiter saat ditanya mengenai ekspektasi gaji.

2. Lakukan Self-evaluation

Setelah kamu memahami berapa rata-rata gaji untuk posisi pekerjaan tertentu, langkah selanjutnya adalah mencocokannya dengan dirimu sendiri. Lakukanlah self-evaluation dan tanya pada dirimu sendiri, sudah seberapa banyak kemampuan serta pengalaman yang kamu miliki.

Buatlah daftar mengenai pencapaian dan kontribusi apa yang telah kamu dapatkan pada pekerjaan sebelumnya. Jika memungkinkan, kamu juga dapat memberikan rekomendasi dari atasan atau rekan kerjamu di perusahaan terdahulu tentang betapa capable-nya kamu di bidang tersebut.

Atau jika kamu seorang fresh graduate, kamu dapat memaparkan mengenai latar belakang pendidikan, skill yang kamu miliki serta pengalaman yang kamu dapatkan dari organisasi kampus atau kegiatan volunteer yang kamu ikuti. Sertifikasi atau pelatihan yang pernah kamu ikuti juga dapat kamu jadikan bahan untuk bernegosiasi. Namun pastikan bahwa pencapaian dan kemampuan yang kamu paparkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.

Di sini kamu dapat menjelaskan bagaimana kemampuan dan pengalaman yang kamu miliki sedang sangat dibutuhkan oleh pasar dan merupakan sebuah aset berharga. Hal tersebut akan menempatkanmu pada bargaining position sehingga memungkinkanmu untuk mendapatkan gaji yang kamu inginkan.

Selain itu, mengevaluasi kemampuan dan keahlianmu akan dapat membantumu menentukan cakupan gaji yang cocok dan pantas. Dengan begitu, recruiter pun juga tidak akan ragu untuk memberikanmu gaji yang lebih besar jika mereka merasa kamu memang pantas mendapatkannya.

Salah satu trik saat menegosiasikan gajimu adalah dengan mengasumsikan bahwa kamu pantas mendapatkan angka tertinggi. Menurut Victoria Pynchon yang merupakan founder dari She Negotiates, hal tersebut merupakan permainan psikologi. Karena pasti setelahnya, recruiter akan menurunkan angka yang kamu minta.

3. Pilih Timing yang Tepat

Timing yang tepat untuk menegosiasikan gaji juga harus kamu pertimbangkan. Jika kamu sedang melakukan interview untuk sebuah pekerjaan, usahakan tunggu hingga recruiter yang membawa topik mengenai gaji terlebih dahulu. Namun jika ia sama sekali tidak membawa subjek gaji, tunggulah hingga kamu mendapatkan penawaran kerja resmi.

Jika posisinya adalah kamu sudah bekerja dan menginginkan kenaikan gaji, maka performance review merupakan timing yang tepat untukmu memulai pembicaraan mengenai gaji.

4. Tidak Ragu Untuk Menolak Tawaran

Menurut sebuah riset yang dilakukan oleh Columbia Business School, untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan, kita harus berani mengatakan jumlah angka yang kita mau secara spesifik.

Menurut riset tersebut, saat seseorang meminta angka yang spesifik saat negosiasi gaji, mereka akan cenderung mendapatkan penawaran final yang dekat dengan harapan mereka. Hal ini dikarenakan atasan akan mengasumsikan bahwa kamu telah melakukan riset gaji dan menyesuaikannya dengan market value.

Kamu juga harus bersiap jika atasan menawarkan angka yang jauh dari ekspektasimu. Jika sampai pada situasi ini, kamu memiliki dua opsi yaitu tetap mengambil tawaran tersebut atau menolaknya.

Terdapat banyak alasan yang dapat melatarbelakangi seseorang menolak tawaran yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Bisa dikarenakan kebutuhan finansial, angka yang tidak sesuai market value atau karena seseorang paham bahwa skill-nya bernilai lebih dari itu. Alasannya beragam tergantung dari kebutuhan serta aspirasi masing-masing orang.

Menolak sebuah tawaran mungkin tidak mudah, namun kamu harus tahu kapan kamu perlu untuk melakukannya. Selain itu, bukanlah negosiasi namanya jika salah satu pihak belum mengatakan “tidak”. Negosiasi merupakan sebuah pembicaraan yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan di antara beberapa pihak yang kepentingannya tidak sepenuhnya sama atau dalam kata lain agree to disagree.

Jika hal tersebut terjadi, kamu dapat mengatakan “Saya sangat tertarik untuk bekerja di perusahaan ini dan saya yakin akan dapat banyak memberikan kontribusi ke depannya. Saya menghargai penawaran gaji tersebut, namun saya berharap untuk mendapatkan (sebutkan angka yang kamu harapkan) berdasarkan kemampuan, pengalaman dan performa yang saya miliki”.

Namun jika situasinya tidak memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan gaji lebih, kamu dapat meminta benefit dalam bentuk lain seperti cuti tambahan atau tunjangan lain.

Pada situasi tertentu, menolak sebuah tawaran dapat mendatangkan tawaran lain yang lebih baik. Namun pikirkanlah matang-matang jika situasinya adalah kamu sedang membutuhkan pemasukan. Karena recruiter akan selalu memiliki pilihan untuk memberikan tawaran pekerjaan kepada kandidat lain yang mau menerima tawarannya.

Negosiasi secara umum memang dapat menjadi menakutkan bagi sebagian orang, namun kamu harus tetap ingat bahwa tujuan akhir dari negosiasi bukan tentang kalah atau menang. Namun tentang menemukan keinginan dua pihak agar merasa saling diuntungkan.

Apakah tips negosiasi gaji di atas membantumu? Tinggalkan pertanyaan dan pesan pada kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu jika kamu menyukainya.

gaji

Gaji Selalu Habis Sebelum Akhir Bulan? Ubah Kebiasaanmu Dengan Pengelolaan Gaji Berikut!

Kenapa kebanyakan orang merasa tertekan dan pusing ketika mulai mendekati tanggal tua? Hal ini mungkin dikarenakan tanggung jawab, pemasukan, dan gaya hidup masing-masing orang yang berbeda. Ada yang harus membayar uang sewa kos, cicilan rumah, tagihan listrik, atau membiayai kehidupan orang tua dan anaknya bagi mereka yang merupakan sandwich generation.

Namun, kebanyakan orang selalu merasa bahwa gajinya tidak pernah cukup meskipun bagi orang lain kebalikannya. Jika ditimbang lebih rinci, mungkin hal itu merupakan akibat dari pengelolaan keuangan yang tidak terorganisir dengan baik.

Pengeluaran yang tidak terorganisir dapat mencelakai keuanganmu baik dalam waktu dekat maupun di masa mendatang. Khususnya dengan kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu dan adanya ancaman resesi.

Keuangan yang tidak dijaga juga akan berdampak kepada kualitas kehidupan serta pekerjaanmu. Gaji yang sebenarnya dapat kamu investasikan untuk keperluan pengembangan diri serta kualitas hidup seperti pelatihan skill, update peralatan kerja, atau asuransi kesehatan akan terbuang sia-sia jika kamu tidak mulai mengelola keuanganmu.

Untuk itu, tim berkarir.id telah menyiapkan cara-cara yang dapat kamu jadikan opsi untuk memperbaiki kondisi keuanganmu.

Bagaimana Caranya Mengelola Gaji yang Baik?

gaji

1. Sisihkan Kebutuhan Berdasarkan Skala Prioritas

Apa yang kamu lakukan setelah mendapatkan gaji? Di tanggal muda, saat orang-orang biasanya baru saja mendapat gaji, kebanyakan dari mereka akan menggunakannya untuk shopping, makan di tempat mahal, atau menggunakannya untuk keinginan yang sebenarnya dapat ditunda. Kebiasaan inilah yang dapat membuat orang-orang kehilangan hampir seluruh gajinya di akhir bulan. Lalu bagaimana mengatasinya?

Saat menerima gaji, langsung pisahkan uang yang kamu dapat berdasarkan skala prioritas kebutuhanmu mulai dari primer, sekunder, hingga tersier.

Utamakan pembayaran kebutuhan primer seperti pembayaran cicilan, pajak, tagihan, dan uang makan selama sebulan. Lalu setelah itu, buat list kebutuhan sekunder seperti budget untuk me time, makan di luar, atau hal-hal lain yang jika tidak dipenuhi hanya akan berdampak kecil pada kehidupanmu. Terakhir adalah kebutuhan tersier yang hampir sama dengan kebutuhan sekunder, namun bedanya adalah jika kebutuhan ini ditunda, tidak akan ada dampak yang merugikan kehidupanmu.

Tentunya skala prioritas tersebut tidak selalu sama di masing-masing orang. Kamu dapat menyesuaikan sendiri skala prioritas keuanganmu sendiri dan menimbang mana yang penting dan berguna bagi hidupmu.

Pastikan kamu telah merencanakan semua pengeluaran tersebut di awal bulan agar kamu memiliki kontrol terhadap seberapa banyak uang yang akan kamu keluarkan. Kamu dapat membuat checklist-mu sendiri secara digital di sebuah aplikasi atau juga menulisnya secara langsung pada secarik kertas.

Usahakan untuk menempatkan mereka di tempat yang dapat kamu lihat setiap hari agar kamu selalu teringat akan rencana keuanganmu. Kamu akan tanpa sadar mencoba “mengerem” keinginan-keinginan yang datang secara tiba-tiba.

2. Mulai Belajar Menabung dan Investasi

Selain digunakan untuk membayar kebutuhan hidup, jangan lupa untuk selalu menyisihkan gajimu untuk keperluan menabung dan investasi. Selain  digunakan sebagai dana darurat, uang yang kamu tabung dan investasikan juga dapat berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu seperti dana pensiun, biaya sekolah anak, dan lain-lain.

Namun, mana yang lebih baik di antara menabung dan investasi?

Menabung merupakan cara yang lebih aman untuk mengakumulasikan uang bagi kamu yang tidak suka dengan resiko dan cenderung mencari jalan yang aman. Agar tabunganmu tetap aman dan tersimpan sebagaimana mestinya, kamu dapat mengakalinya dengan membaginya ke dalam beberapa pos penyimpanan. Artinya, kamu menggunakan rekening yang berbeda dengan rekening yang kamu gunakan untuk keperluan sehari-hari.

Investasi sendiri merupakan opsi yang juga banyak disukai orang karena potensinya yang dapat meningkatkan nilai uangmu. Bentuk investasi pun kini bermacam-macam, mulai dari reksadana, saham, deposito, obligasi, dan masih banyak lagi.

Bingung untuk memilih? Simak pro dan kontra dari masing-masing pilihan tersebut:

Pro Kontra
MenabungUang yang kamu simpan tidak akan berkurang

Kamu dapat merencanakan untuk mencapai tujuanmu dengan waktu yang dapat kamu tetapkan sendiri
Saat terjadi inflasi, kamu dapat kehilangan daya beli

Membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan investasi jika kamu ingin mencapai suatu tujuan
InvestasiBerpotensi mendapatkan uang yang lebih besar dari jumlah yang diinvestasikan

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai suatu target karena kamu mendapatkan pemasukan lebih
Karena sifatnya yang tidak mudah diprediksi, terdapat resiko kerugian

Tipe manapun yang kamu pilih, selalu ada pro dan kontra dalam keduanya. Yang harus kamu lakukan adalah menyesuaikannya dengan kemampuan keuangan dan rencana hidupmu.

3. Cari “Side Hustle”

Jika kamu sudah melakukan segala upaya untuk menekan pengeluaranmu namun masih merasa gajimu belum mampu menutupi semua kebutuhanmu, opsi terakhir adalah untuk mencari side hustle atau pekerjaan sampingan.

Di zaman sekarang ini, banyak dari karyawan kantoran yang juga memiliki pekerjaan sampingan di waktu luangnya. Entah membuka bisnis online, bekerja sebagai pekerja lepas (freelancer), maupun memiliki double job di perusahaan lain. Tujuannya sudah tentu untuk mendapatkan pemasukan yang lebih dari gaji di pekerjaan utamanya.

Namun, sebelum kamu berpikir untuk memiliki double job, pastikan bahwa hal tersebut tidak bertentangan dengan perjanjian dengan perusahaan tempatmu bekerja. Karena pada beberapa perusahaan, mereka secara jelas melarang pekerjanya untuk bekerja di tempat lain.

Namun begitu, jika memang kamu benar-benar harus mendapatkan pekerjaan sampingan, kamu dapat membicarakan mengenai kondisimu tersebut kepada atasan untuk memperoleh pemakluman. Pastikan bahwa side hustle-mu memiliki waktu kerja fleksibel sehingga tidak mengganggu pekerjaan utamamu, ya.

4. Catat Pengeluaranmu

Untuk lebih memperketat pengeluaran yang kamu buat, selain dengan membuat checklist kebutuhan, kamu juga perlu melakukan tracking pengeluaranmu dengan membuat catatan khusus.

Pastikan kamu selalu menyimpan struk belanjaan setiap kamu baru melakukan pengeluaran. Lalu buat list pengeluaran yang sudah dilakukan berdasarkan struk belanjaan tersebut. Pada setiap akhir bulan, kamu dapat memonitor apakah pengeluaran yang kamu lakukan sesuai dengan checklist perencanaan yang sudah kamu buat sebelumnya. Dari sini kamu dapat menyesuaikan pengeluaran mana yang dapat dikurangi guna lebih menekan budget.

Kamu dapat memanfaatkan banyak aplikasi tracking keuangan yang dapat dengan mudah membantumu dalam mencatat pengeluaran.

5. Tentukan Target Hidup

Agar dapat mengorganisir keuangan dan gaji dengan lebih teratur, pertama kamu harus menentukan apa tujuan hidupmu yang ingin kamu capai. Selain menjadi motivasi dalam mengelola keuangan, hal ini juga berguna agar pengeluaran dan hidupmu lebih terarah.

Tujuan hidup seseorang tentunya subjektif dan dapat beragam. Mulai dari ingin membeli rumah, ingin mendapat financial security saat hari tua, melunasi hutang, ingin liburan keliling dunia atau ingin menyekolahkan anak ke luar negeri. Jadi pastikan kamu memiliki keinginan jangka pendek, menengah, hingga panjang agar keuanganmu lebih terarah.

Setelah kamu tahu apa yang ingin kamu capai dalam kehidupanmu, tulislah daftar tersebut ke dalam sebuah time capsule atau wishlist yang dapat kamu lihat setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar kamu selalu teringat dengan goals-mu sehingga kamu tidak akan tergoda untuk melakukan pengeluaran yang tidak perlu.

6. Menemui Perencana Keuangan

Jika kamu tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan merasa sulit untuk mengelola sendiri keuanganmu, konsultasi ke perencana keuangan adalah solusinya.

Mereka yang disebut dengan penasihat atau perencana keuangan akan berperan sebagai ‘rekan’-mu. Mereka akan membantumu untuk mencapai tujuan-tujuanmu yang sebelumnya telah kamu tetapkan seperti mempersiapkan dana pensiun, pelunasan hutang, investasi, berlibur, hingga biaya pendidikan anak.

Ia akan membantumu untuk menyusun rencana kedepannya yang harus dilakukan demi mendapatkan tujuan-tujuan tersebut. Bagaimana caranya?

Pertama, mereka akan memberikan opsi terhadapmu mengenai pilihan-pilihan keuangan yang dapat kamu ambil untuk mencapai tujuan tersebut. Opsi seperti apa? Pilihan tersebut beragam mulai dari investasi saham, reksadana, hingga menabung emas. Jika sebelumnya kamu merasa takut untuk memulai investasi, dengan adanya jasa perencana keuangan mereka akan membimbingmu untuk dapat menguasainya.

Selain itu, mereka juga akan menjadi semacam ‘pengawas’ keuanganmu yang akan memberitahu bagaimana kamu harus menggunakan uangmu. Karenanya, dengan menyewa jasa penasihat keuangan itu berarti kamu telah setuju untuk saling terbuka mengenai keuanganmu, mulai dari pemasukan, cicilan hingga utang yang kamu miliki.

Lebih praktis bukan? Tentu saja hal tersebut senilai dengan bayaran yang harus kamu keluarkan untuk berkonsultasi yang bisa dibilang lumayan menguras kocek.

Perencanaan keuangan yang baik akan sedikit banyak membantu kondisi keuangan bahkan kehidupanmu. Setelah menerapkan pengelolaan keuangan yang maksimal, kamu jadi tidak perlu takut lagi akan tanggal tua karena kamu telah memanfaatkan gajimu dengan maksimal.

Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, dan jangan lupa untuk membagikan tulisan ini kepada teman-temanmu, ya!

ghostwriter

Siapa Itu Ghostwriter? Ini Penjelasannya

Apakah kamu pernah mendengar istilah Ghostwriter? Istilah apakah itu? Apakah secara harfiah merujuk kepada seorang “penulis hantu?”

Ghostwriter ternyata adalah sebutan bagi seorang penulis yang dipekerjakan dengan timbal balik berupa uang, bukan kredit atau hak cipta dari tulisan yang mereka buat. Penulis aslinya atau yang disebut dengan author, merupakan orang yang menyewa jasa ghostwriter dan nantinya author lah yang akan mendapatkan semua kredit atas tulisan tersebut.

Ghostwriting singkatnya sebuah proses penulisan proyek yang akan diberikan kepada orang lain. Seorang ghostwriter dapat menulis seluruh isi proyek tersebut atau hanya sebagian, tergantung kesepakatannya dengan author.

Bagi kamu yang ingin menulis buku, blog, atau hal lainnya yang melibatkan penulisan, seorang ghostwriter mungkin dapat menjadi salah satu opsi saat sedang mengalami writer’s block atau jika kamu merasa tulisanmu kurang menjual.

Terdapat 4 tipe utama proyek yang biasa dikerjakan oleh seorang ghostwriter, yaitu:

  1. Penulisan blog untuk sebuah website
  2. Non-fiksi
  3. Fiksi
  4. Memoir/Biografi

Yang harus diperhatikan oleh seorang ghostwriter sebelum memutuskan untuk mengerjakan sebuah proyek adalah perjanjian awal mengenai cakupan pekerjaan, pembayaran, deadline pengerjaan, jadwal komunikasi dan metode, dan jumlah revisi yang dapat dilakukan.

Menurut ketua Association of Ghostwriter, Marcia Layton Turner, seorang wirausahawan, dokter, konsultan, eksekutif korporat, pembicara yang memiliki waktu luang yang terbatas namun ingin menulis blog, white paper atau buku untuk meningkatkan profile mereka, kini semakin bergantung kepada ghostwriter. Hal ini menunjukan bahwa profesi ghostwriter kini semakin dibutuhkan.

Bagi kamu yang tertarik dengan profesi ini, pahamilah bahwa dibayar untuk menulis untuk orang lain jauh berbeda dengan menulis atas nama karyamu sendiri. Inti dari ghostwriting adalah tentang membantu orang lain menyampaikan pesan yang ingin mereka sampaikan menggunakan suara mereka sendiri.

Mengapa Ghostwriter Banyak Dicari?

ghostwriter
Profesi ghostwriter kini banyak diburu orang karena semakin banyak orang yang memiliki keinginan menulis namun tidak memiliki kemampuan menulis mumpuni

Jika seseorang ingin menulis buku, lantas mengapa ia menyuruh orang lain untuk melakukannya?

Profesi ghostwriter berperan penting bagi para author yang mengalami kesulitan dalam menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan melalui kata-kata. Sebagai seorang ghostwriter, tugasmu adalah untuk mencerna dan memahami ide seseorang, lalu mengubahnya menjadi kata-kata yang lebih baik dan mudah dimengerti.

Pekerjaan ini dibutuhkan karena seseorang mungkin saja tidak mengerti atau tidak memiliki banyak waktu dalam mengolah ide mereka menjadi kata-kata yang baik. Jadi singkatnya, tugas ghostwriter adalah untuk mengubah apa yang tadinya berupa brief, ide, atau outline menjadi tulisan jadi.

Secara umum, ada beberapa tipe orang yang cenderung akan menggunakan jasa ghostwriter, yaitu:

  1. Mereka yang tidak memiliki pengalaman menulis
  2. Mereka yang memiliki kesibukan dan komitmen lain
  3. Mereka yang kurang menguasai bahasa tertentu

Meskipun pada praktiknya seorang ghostwriter seharusnya tidak mendapatkan kredit apapun dari hasil tulisannya, namun seringkali nama mereka dicantumkan dengan tulisan “as told to—-” jika mereka merupakan ghostwriter yang terkenal dan sudah memiliki reputasi baik di kalangan penulis.

Cara Memulai Karir Ghostwriting

ghostwriter
Seorang ghostwriter berperan untuk menjadi ‘bayangan’ seorang author

Lalu apa saja yang sebenarnya dikerjakan oleh seorang ghostwriter? Apa saja cakupannya?

Hal yang harus kamu tahu adalah seorang ghostwriter itu secara teknis tidak sama dengan co-author.

Co-author atau penulis kedua pada sebuah karya tulis mendapatkan pengakuan dan kredit atas kontribusinya terhadap sebuah karya tulis. Sedangkan, ghostwriter juga berkontribusi terhadap sebuah karya tulis namun namanya tidak akan ditunjukan pada karya tersebut. Tidak ada pengakuan dan kredit, mereka hanya akan mendapatkan upah atas pekerjaannya.

Selain karena author atau penulis aslinya tidak memiliki kemampuan menulis yang baik, hal ini juga dilakukan untuk menjaga reputasi sang author, misalnya pada sebuah memoir atau biografi tokoh terkenal. 

Lalu apa saja yang harus kamu tahu sebelum memulai karir menjadi seorang ghostwriter yang handal?

1, Ghoswriting bukan merupakan profesi untuk pemula

Pekerjaan ghostwriting tidak dapat dilakukan oleh semudah itu. Tidak semua orang yang hanya bermodalkan kemampuan menulis mampu untuk menjadi seorang ghostwriter.

Seseorang harus memiliki track record yang sukses di bidang penulisan. Karena di sini kamu di-hire untuk dapat membuat tulisan yang lebih baik dari author.

Untuk dapat dipercaya untuk mengerjakan suatu proyek penulisan oleh seorang author, kamu perlu memiliki sample penulisan terlebih dahulu agar author dapat menilai apakah gaya tulisanmu cocok dengan apa yang ia inginkan. Untuk itu, ghostwriter kebanyakan adalah mereka yang telah malang-melintang sebelumnya di dunia tulis-menulis.

2. Ghostwriter harus memiliki fleksibilitas

Menjadi ghostwriter bukan hanya memerlukan kemampuan menulis yang piawai, namun kamu juga harus mampu menjadi semacam doppelganger dari author tersebut untuk dapat membuat tulisanmu seolah-olah merupakan kata-kata yang dibuat author aslinya.

Meskipun jika kemampuan tulisanmu lebih bagus daripada author asli, mereka membayarmu untuk menulis sesuai dengan standar dan ketentuan mereka. Pikirkan dengan matang apa kamu bisa fleksibel dan menulis dengan style orang lain atau tidak.

3. Dibutuhkan pengetahuan yang cukup tentang penerbitan buku

Perubahan yang signifikan pada bisnis penerbitan buku saat ini membuat para author sulit untuk bergabung dengan penerbit besar. Namun, karena pasar yang semakin meluas, seperti pembelian buku secara online dan pemasaran melalui media sosial, kini menaikan potensi bagi mereka yang ingin mempublikasikan buku secara independen.

Jika seorang ghostwriter yang memang sudah menguasai bidang penulisan dan penerbitan dapat memberikan konsultasi kepada client-nya tentang berbagai opsi penerbitan, ini akan menaikan value mereka.

4. Jadilah Ghostwriter Profesional

Kamu mungkin menganggap menulis merupakan hobi atau passion, namun sebagai ghostwriter, kamu juga perlu berperilaku seperti wirausahawan. Berinvestasilah pada hal yang dapat menunjang pekerjaanmu, seperti marketing tools, waktu untuk berjejaring, membangun persona dan track record.

5. Tentukan Rate-mu

Bayaran seorang ghostwriter biasanya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan standar bayaran penulis lepas (freelance writer). Hal ini mungkin daya tarik utama bagi beberapa orang yang ingin terjun ke dunia ghostwriting. Namun, perlu kamu pahami bahwa terdapat pro dan kontra ketika menjadi ghostwriter.

Namun, seperti dijelaskan sebelumnya, pekerjaan ini bukan merupakan pekerjaan bagi pemula. Ini artinya, kamu harus memiliki banyak pengalaman sebelumnya. Pengalaman tersebut dapat berupa penulisan buku atas nama kamu sendiri atau pengalaman menulis pada media lainnya.

Sesuai dengan banyaknya pengalamanmu, harga jasa (fee) yang kamu terapkan juga akan menaik. Jika kredensial dan pengalamanmu sudah semakin banyak, kamu dapat menaikan rate-mu.

6. Network Adalah Kunci

Untuk memulai karirmu, kamu dapat bergabung dengan platform atau agensi bagi para penulis lepas. Di Amerika Serikat, terdapat organisasi yang bernama the Association of Ghostwriters (AOG) yang menjadi wadah bagi para ghostwriter untuk dapat terus up-date tentang perkembangan di dunia penulisan. 

Di sana para ghostwriters juga dapat saling berbagi tips dan trik mengenai cara mendapatkan client atau cara meningkatkan kemampuan menulis. Dengan begitu, ghostwriter dapat saling terhubung satu sama lain dan mungkin akan membuka peluang untuk tawaran yang lebih besar.

Menjadi seorang ghostwriter bukan merupakan hal yang mudah. Dibutuhkan pengalaman dan pengetahuan mendalam di berbagai bidang. Kamu juga harus fleksibel karena kamu dibayar untuk berpura-pura menjadi orang lain. Namun dengan kegigihan dan kemauan untuk belajar, siapapun dapat menjadi ghostwriter yang sukses.

Apakah tulisan di atas bermanfaat untukmu? Tinggalkan pesan dan pertanyaanmu di kolom komentar, dan jangan lupa untuk bagikan tulisan ini ke teman-temanmu jika kamu menyukainya.

PHK

Hal-Hal Yang Perlu Kamu Tahu Tentang PHK

Hubungan antara karyawan dan perusahaan seharusnya berkonsep mutualisme, di mana timbal balik di antara keduanya haruslah saling menguntungkan. Namun, apa yang terjadi jika hubungan antara keduanya tidak lagi menguntungkan? Pemutusan hubungan kerja menjadi solusi akhir.

Pemutusan hubungan kerja atau yang sering dikenal sebagai PHK merujuk kepada keputusan salah satu pihak yang berakibat kepada seorang karyawan tidak lagi bekerja kepada perusahaan sebelumnya. Keputusan ini dapat diambil baik oleh perusahaan (layoff) atau pekerja itu sendiri (resign). Opsi ini merupakan keputusan yang besar hingga pemerintah pun memiliki peraturan khusus yang dapat melindungi hak serta kewajiban kedua pihak bila hal ini terjadi.

Diakibatkan pagebluk di tahun 2020 ini, PHK besar-besaran banyak dilakukan oleh pihak perusahaan sebagai upaya untuk menyelamatkan bisnisnya. Opsi ini merupakan jalan yang dipilih guna menurunkan pengeluaran perusahaan karena banyak perusahaan yang terus mengalami kerugian akibat adanya pandemik dan karantina wilayah. Beberapa perusahaan juga ada yang memilih opsi “merumahkan” karyawannya namun dengan catatan karyawan tidak akan menerima upah (unpaid leave).

Yang perlu kamu tahu adalah pemutusan hubungan kerja memiliki arti yang berbeda dengan sekadar merumahkan karyawan. Pemutusan hubungan kerja berarti pekerja sudah tidak lagi bekerja, menerima gaji, dan menjadi karyawan di perusahaan tersebut, sementara dirumahkan berarti perusahaan memutuskan karyawan untuk tidak bekerja dan tidak akan dibayar, namun masih tercatat sebagai karyawan di perusahaan tersebut.

PHK dengan alasan efisiensi merupakan opsi terakhir setelah perusahaan menempuh kebijakan mengurangi atau memotong upah, mengurangi fasilitas, menerapkan sistem kerja shift, kerja lembur, mengurangi jam kerja dan hari kerja, hingga meliburkan atau merumahkan pekerjanya.

Peraturan mengenai dirumahkan sebenarnya tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Namun, ada beberapa produk hukum yang mengenal istilah “dirumahkan” seperti, misalnya dalam butir (f) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Kepada Pimpinan Perusahaan di Seluruh Indonesia No. SE-907/MEN/PHI-PPHI/X/2004 tentang Pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja Massal (“SE Menaker 907/2004”) yang menggolongkan “meliburkan atau merumahkan pekerja/buruh secara bergilir untuk sementara waktu” sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan sebelum melakukan pemutusan hubungan kerja.

Status pekerja karyawan juga menjadi penting saat menentukan benefit yang akan didapat setelah ia mengalami PHK. Karena upah karyawan dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT/kontrak) akan berbeda dengan karyawan dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT/tetap).

Tim berkarir.id akan memaparkan lebih dalam mengenai seluk beluk pemutusan hubungan kerja, mulai dari penyebab seseorang mengalami PHK, peraturan undang-undang, hingga hak pekerja saat terjadi PHK.

Jenis-Jenis PHK Berdasarkan Alasannya

pemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerja dapat dilatarbelakangi oleh berbagai macam hal dan semuanya telah dilindungi oleh UU Ketenagakerjaan

Pemutusan hubungan kerja biasa dilakukan di dunia kerja saat terjadi konflik di antara perusahaan dan pekerja. Namun, terdapat alasan lain yang dapat berakibat kepada pemutusan hubungan kerja seseorang.

Seperti diatur di dalam UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, banyak alasan yang dapat membuat salah satu pihak melakukan PHK, di antaranya:

1. PHK Karena Efisiensi Perusahaan

Seperti diatur di dalam UU Ketenagakerjaan pasal 164 ayat 3, perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena ingin melakukan perampingan atau efisiensi struktur karyawan.

Pandemi COVID-19 yang terjadi di tahun 2020 juga dibolehkan untuk dijadikan alasan bagi perusahaan untuk dapat melakukan PHK dengan alasan efisiensi. Hal ini dilakukan guna menyelamatkan bisnisnya yang dapat terancam bangkrut.

UU Ketenagakerjaan telah mengatur bahwa  pekerja/buruh berhak atas uang pesangon yang dibayarkan dua kali sesuai dengan masa kerjanya, uang penghargaan masa kerja yang dibayarkan satu kali sesuai dengan masa kerjanya dan uang penggantian hak sesuai dengan masa kerjanya.

2. PHK Karena Kondisi Darurat (Force Majeure)

Pemutusan hubungan kerja karena kondisi darurat ini telah diatur dalam UU Ketenagakerjaan pasal 164 ayat 1, di mana dikatakan bahwa pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh jika perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 tahun yang dibuktikan dengan laporan keuangan selama 2 tahun yang telah diaudit oleh akuntan publik, atau karena keadaan memaksa (force majeure).

Pandemi COVID-19 yang tergolong situasi darurat ini telah berdampak buruk bagi berbagai industri hingga menimbulkan kerugian besar dan memaksa banyak perusahaan hingga harus gulung tikar yang berakibat kepada karyawan yang harus terkena PHK (layoff).

Pekerja yang terkena PHK tersebut berhak atas uang pesangon yang dibayarkan satu kali sesuai dengan masa kerjanya, uang penghargaan masa kerja yang dibayarkan satu kali sesuai dengan masa kerjanya dan juga uang penggantian hak.

3. Pemberhentian Atas Kemauan Diri Sendiri (Voluntary Resignation)

Seperti dijelaskan sebelumnya, bukan hanya perusahaan yang dapat memutuskan hubungan kerja, namun karyawan itu sendiri pun dapat melakukannya. Terdapat berbagai alasan yang dapat melatarbelakangi hal ini, seperti telah mendapatkan tawaran pekerjaan di tempat lain, tidak betah dengan kondisi perusahaan, merasa tidak berkembang, dan lain-lain.

Pasal 162 ayat 1 dalam Undang-undang Ketenagakerjaan telah menjelaskan bahwa karyawan yang mengundurkan diri secara tertulis dan atas kemauannya sendiri maka ia tidak akan mendapatkan pesangon. Namun, menurut pasal 162 ayat 2 di undang-undang yang sama, karyawan yang mengundurkan diri akan tetap mendapatkan uang penggantian hak (UPH) dan uang pisah.

Apakah yang dimaksud dengan uang pisah dalam pengunduran diri ini?

Uang pisah memiliki arti yang hampir sama dengan pesangon namun, biasanya nominalnya lebih kecil. Tetapi jika karyawan memiliki prestasi yang baik selama bekerja, perusahaan biasanya akan memberikan kelebihan pada uang pisahnya ini.

Sedangkan uang penggantian hak merupakan uang yang menjadi hak pekerja (ongkos transportasi, jatah cuti, biaya kesehatan, dan uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat) yang mengalami pemutusan hubungan kerja baik yang di PHK oleh perusahaan maupun yang mengundurkan diri.

Terdapat persyaratan yang harus dipenuhi jika seorang karyawan ingin mengundurkan diri, yaitu: 

  • Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya 30 hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri;
  • Tidak terikat dalam ikatan dinas; dan
  • Tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri.

4. PHK Karena Perilaku dan Kinerja Buruk

Beberapa alasan lain yang dapat membuat seseorang di-PHK oleh perusahaan adalah karena karyawan tersebut memiliki perilaku dan kinerja buruk. UU Ketenagakerjaan sendiri mengatur bahwa perusahaan dapat melakukan PHK tanpa memberikan uang pesangon kepada mereka yang dikeluarkan karena perilaku buruk, seperti:

  1. Melakukan penipuan, pencurian, dan penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan;
  2. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;
  3. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
  4. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
  5. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja;
  6. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
  7. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
  8. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja;
  9. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara; atau
  10. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

Kesalahan berat tersebut harus didukung dengan bukti sebagai berikut :

  • Pekerja/buruh tertangkap tangan;
  • Ada pengakuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan; atau
  • Bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di perusahaan yang bersangkutan dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.

Namun, pada UU Ketenagakerjaan pasal 158 ayat 3 mengatur bahwa mereka yang di-PHK karena alasan di atas tetap berhak mendapatkan uang penggantian yang perhitungannya mengacu kepada Pasal 156 ayat 4.

Perilaku buruk lain seperti kurangnya kehadiran, inkompeten terhadap pekerjaannya, serta masalah etika lain seperti berbohong juga dapat menyebabkan seorang karyawan di-PHK oleh perusahaan. Jadi pastikan kamu selalu berperilaku baik selama bekerja, ya!

Biasanya perusahaan akan mengeluarkan beberapa surat peringatan (SP) sebagai upaya utama saat seseorang berperilaku buruk. Opsi PHK dilakukan perusahaan saat karyawan yang bersangkutan masih mengulangi kesalahannya.

Pada peraturan UU Ketenagakerjaan pasal 159, karyawan yang tidak menerima keputusan PHK dari perusahaan karena alasan-alasan di atas juga masih diperbolehkan untuk mengajukan gugatan kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

Kewajiban Perusahaan dan Pekerja Setelah PHK

PHK
Karyawan berhak mendapatkan kompensasi dari perusahaan atas prestasi, dedikasi dan pekerjaannya pada saat ia mendapatkan PHK

Dengan berakhirnya masa kerja seorang karyawan, perusahaan bertanggung jawab untuk membayarkan kompensasi kepada pekerja dalam bentuk uang pesangon, uang penggantian hak (UPH), atau uang penghargaan masa kerja (UPMK).

Hal ini diatur dalam UU Ketenagakerjaan pasal 156 ayat 1 yang mengatakan bahwa perusahaan berkewajiban untuk memberikan kompensasi kepada karyawan yang telah di-PHK. Namun, perusahaan juga dianjurkan untuk memberikan uang pisah (UP), sebagai penghargaan atas jasa karyawan tersebut walaupun sebenarnya perihal uang pisah tidak disebutkan di dalam UU Ketenagakerjaan.

Mengenai perhitungan besaran uang pesangon, hal itu tergantung dari masa kerja karyawan sebagaimana diatur dalam UU Ketenagakerjaan pasal 156 ayat 2 berikut:

Besaran Uang PesangonTotal Masa Kerja
Sebanyak 1 bulan gajiMasa kerja kurang dari 1 tahun
Sebanyak 2 bulan gajiMasa kerja 1 tahun namun kurang dari 2 tahun
Sebanyak 3 bulan gajiMasa kerja 2 tahun namun kurang dari 3 tahun
Sebanyak 4 bulan gajiMasa kerja 3 tahun namun kurang dari 4 tahun
Sebanyak 5 bulan gajiMasa kerja 4 tahun namun kurang dari 5 tahun
Sebanyak 6 bulan gajiMasa kerja 5 tahun namun kurang dari 6 tahun

Dan begitu seterusnya.

Sedangkan untuk perhitungan uang penghargaan masa kerja (UPMK), ditetapkan sebagai berikut :

Besaran UPMKTotal Masa Kerja
Sebanyak 2 bulan gajiMasa kerja 3 tahun atau lebih namun kurang dari 6 tahun
Sebanyak 3 bulan gajiMasa kerja 6 tahun atau lebih namun kurang dari 9 tahun
Sebanyak 4 bulan gajiMasa kerja 9 tahun atau lebih namun kurang dari 12 tahun
Sebanyak 5 bulan gajiMasa kerja 12 tahun atau lebih namun kurang dari 15 tahun
Sebanyak 6 bulan gajiMasa kerja 15 tahun atau lebih namun kurang dari 18 tahun
Sebanyak 7 bulan gajiMasa kerja 18 tahun atau lebih namun kurang dari 21 tahun

Dan begitu seterusnya.

Apakah sekarang kamu menjadi lebih paham mengenai seluk-beluk pemutusan hubungan kerja? Tinggalkan pesan dan pertanyaanmu di kolom komentar serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

work from home

Tips Work From Home Agar Lebih Efektif

Di tahun 2020 terjadi banyak perubahan di berbagai aspek yang diakibatkan pandemi virus COVID-19 yang melanda dunia. Pandemi ini pun mengakibatkan jutaan masyarakat terpaksa harus melakukan karantina massal di rumah. Hal ini pun berdampak pada mereka yang terbiasa pergi ke kantor setiap harinya untuk bekerja.

Penyesuaian pun harus dilakukan oleh perusahaan, dan work from home kini menjadi solusi berbagai perusahaan agar bisnis mereka tetap berjalan. Namun nyatanya, beberapa perusahaan telah lama memulai model kerja work from home sebelum adanya pandemi COVID-19.

Semakin canggihnya teknologi serta semakin mudahnya akses terhadap internet membuat berbagai jenis pekerjaan mungkin untuk dilakukan dari rumah. Berbagai aplikasi dan software seperti Skype, Zoom, Google Meet, Cloud, Slack, dan lain-lain juga semakin mempermudah pekerjaan yang membutuhkan kolaborasi dan komunikasi antar tim. Kini kamu bisa tetap kerja dengan efektif dan produktif meskipun tidak berada di kantor dan bertemu langsung dengan rekan kerjamu.

Cara ini menjadi pilihan bagi banyak perusahaan karena dinilai lebih efektif dan efisien. Produktivitas karyawan dapat bertambah, mengurangi terjadinya pergantian karyawan, dan mengurangi biaya organisasi.

Menurut sebuah penelitian dalam Journal of Business and Psychology, pekerja yang tidak membutuhkan banyak kolaborasi dan interaksi dengan rekannya, memiliki performa lebih baik saat bekerja dari rumah dibandingkan saat mereka bekerja di kantor.

Kondisi pandemi yang kini belum kunjung membaik di Indonesia pun membuat para pekerja mau tidak mau melakukan work from home lebih lama lagi. Reed Hastings yang merupakan CEO Netflix pun memprediksi bahwa ke depannya, bahkan saat pandemi telah berakhir, banyak perusahaan yang akan tetap menerapkan metode work from home secara permanen bagi pekerjanya.

Apa Perbedaan WFH dan Remote Work?

work from home
Meski memiliki konsep yang hampir sama, remote work dan work from home memiliki sedikit perbedaan

Apakah kamu pernah mendengar istilah remote work? Lalu apa perbedaannya dengan work from home?

Beberapa orang menggunakan kedua istilah ini secara bergantian namun, sebenarnya terdapat beberapa perbedaan.

Work from home (WFH) merupakan istilah yang digunakan bagi para pekerja yang bekerja dari rumah. Istilah ini biasanya digunakan bagi mereka yang juga melakukan kerja konvensional dari kantor. Pada konteks karantina akibat pandemi di tahun 2020, work from home dilakukan sebagai alternatif agar perusahaan dapat tetap produktif di tengah imbauan karantina massal yang dicanangkan pemerintah. Beberapa perusahaan juga ada yang memang menggabungkan metode bekerja dari kantor dan work from home bagi karyawannya agar lebih fleksibel.

Sedangkan remote work merujuk kepada seorang pekerja yang tidak melakukan pekerjaannya di gedung kantor. Hal ini berarti pekerjaan dapat dilakukan di mana saja, tidak terbatas hanya dilakukan di rumah. Tempat yang paling umum untuk dijadikan lokasi remote work adalah cafe, co-working space, dan tempat lain yang memiliki koneksi internet. Remote work biasa dilakukan oleh pekerja freelance karena memang tipe pekerjaannya yang tidak terikat oleh kebijakan kantor.

Keduanya memiliki kelebihan yang sama, yaitu lebih fleksibel. Faktor ini lantas akan berdampak kepada produktivitas pekerja itu sendiri namun, keduanya juga memiliki kekurangannya masing-masing. Meskipun remote work yang dilakukan di berbagai tempat dapat membuatmu terbebas dari distraksi yang mungkin ada di rumah, seperti suara gaduh tetangga, tangisan anak kecil, suara kendaraan yang lewat dan lain-lain namun, pilihan ini tetap dinilai kurang efisien dari segi materi dan tenaga.

Bekerja juga akan semakin tidak kondusif jika kamu sedang berada di sebuah cafe yang ramai pengunjung dan tiba-tiba kamu harus melakukan video meeting atau pembicaraan melalui telepon. Koneksi internet yang tidak stabil di cafe atau restoran cepat saji juga dapat menjadi penghalang untuk bekerja produktif.

Apa Saja Kendala Pada Saat Work From Home?

bekerja dari rumah
Bekerja dari kantor maupun dari rumah tetap memiliki kendalanya masing-masing

Dikutip dari wawancara yang dilakukan The Wall Street Journal, Reed Hastings yang merupakan CEO Netflix mengatakan bahwa tidak ada hal positif yang dihasilkan dari work from home. Ia melanjutkan bahwa komunikasi yang dilakukan tidak secara langsung merupakan hal yang negatif.

Bekerja dari rumah memang terkesan lebih santai dan fleksibel sehingga stres yang dialami para pekerja pun menjadi lebih berkurang saat melakukan WFH. Namun karena minimnya pengawasan saat bekerja dari rumah, WFH pun menjadi tidak efektif saat pekerja mulai menjadi terlalu santai sehingga pekerjaan menjadi terbengkalai.

Belum lagi jika terdapat gangguan-gangguan seperti koneksi internet terganggu, suara gaduh yang datang dari luar rumah, dan kehadiran anggota keluarga yang mungkin dapat membuat kinerjamu terganggu.

Inilah mengapa opsi work from home dapat menjadi tricky. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas sebagian pekerja atau malah menurunkan kinerja sebagian pekerja lainnya jika tidak dilakukan dengan tepat.

Tips Work From Home Agar Lebih Produktif

work from home
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendorong produktivitas dan keefektifitasan bekerja dari rumah

Bekerja di kantor, remote, maupun dari rumah akan menjadi efektif jika kamu pintar menyusun strategi kerja yang baik untukmu. Karena kepribadian orang berbeda-beda, faktor pendorong produktivitasnya pun menjadi berbeda. Untuk itu tim berkarir.id telah menyiapkan tips-tips bagi kamu yang sedang mengalami kesulitan menjalani work from home agar menjadi lebih produktif.

1. Tentukan Working Space-mu

Bekerja dari rumah memanglah jauh berbeda dengan bekerja di kantor yang memang suasana dan ruangannya sudah didesain untuk dapat menunjang kamu ketika bekerja. Untuk itu, penting bagi kamu dalam mempersiapkan segala keperluan untuk bekerja di satu tempat yang sama, layaknya working space-mu sendiri.

Beberapa orang mungkin telah memiliki working space-nya sendiri di rumah yang bebas dari distraksi dan dilengkapi dengan peralatan penunjang produktivitas. Namun, bagi kamu yang tidak memilikinya, kamu bisa loh membuat working space-mu sendiri!

Tentukan ruangan di rumahmu yang akan kamu sulap menjadi working space. Pastikan ruangan tersebut bebas dari segala distraksi yang mungkin terjadi serta dilengkapi dengan peralatan yang dapat digunakan untuk menunjang pekerjaanmu. Pastikan juga sinyal internet berjalan dengan lancar di tempat tersebut. Bagi kalian yang takut akan mendapatkan distraksi dari anggota keluarga lain, kamu bisa mengunci dirimu selama kamu bekerja di ruangan tersebut atau memasang tanda “Jangan masuk” di depan pintu.

Jika perlu, sediakan minum dan cemilan yang cukup untuk kamu nikmati di sela waktu kamu bekerja agar kamu tidak harus keluar dari working space-mu yang akan berpotensi membuyarkan konsentrasi.

Usahakan jangan gunakan kasur sebagai tempatmu bekerja. Selain akan membuatmu menjadi malas-malasan, bekerja di meja layaknya kamu sedang berada di kantor juga akan membuatmu merasa lebih serius.

2. Rencanakan Pekerjaan Yang Ingin Diselesaikan Di Awal Hari

Meskipun kamu bekerja di rumah dengan suasana yang lebih santai dan fleksibel, kamu tetap harus menyiapkan to-do list setiap harinya agar tetap produktif dan tidak terlena karena terlalu santai.

Setiap paginya saat kamu bangun, tulislah apa pekerjaan yang akan kamu selesaikan untuk hari ini. Tentukan jam kerjamu beserta waktu istirahat di sela pekerjaan. Usahakan jangan langsung bekerja setelah kamu bangun tidur.

Ada baiknya kamu tetap melakukan kebiasaan yang sebelumnya kamu lakukan saat masih bekerja di kantor, seperti mandi, olahraga, sarapan, dan membaca berita. Selain akan membantumu merasa lebih segar, kegiatan tersebut juga berguna untuk membuatmu lebih siap menghadapi pekerjaan nantinya.

Setelah kamu membangun habit seperti ini, work from home akan menjadi lebih mudah dan kamu akan menjadi lebih produktif.

3. Produktif Dengan Teknik Pomodoro

Seperti layaknya bekerja di kantor atau secara remote, bekerja dari rumah pun tidak terlepas dari gangguan atau distraksi. Jika di kantor terdapat supervisor dan rekan kerja yang dapat mengawasi kinerjamu dan dapat membuatmu tetap on track saat terjadi distraksi, bagaimana caranya agar kinerja tetap baik dan produktif di rumah?

Penting bagi kita untuk tetap memiliki self control agar tidak terlena oleh suasana rumah yang terlalu santai. Tapi pada kenyataannya tidak semua orang memiliki kontrol diri yang baik. Salah satu cara agar tetap menjadi produktif meski bekerja dari rumah adalah dengan menggunakan teknik pomodoro.

Teknik pomodoro merupakan metode manajemen waktu yang sangat populer dan dapat membuatmu menjadi lebih fokus sehingga pekerjaanmu menjadi lebih cepat selesai. Teknik pomodoro ditemukan oleh Francesco Cirillo di tahun 1990-an. Ia merupakan seorang pengusaha dan pengembang dan terinspirasi dari timer berbentuk tomat yang ia gunakan sebagai alat pendorong produktivitas saat ia kuliah.

Metode ini disukai banyak orang karena meskipun melatih fokus, ia tetap memastikan pelakunya tetap mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Selain itu, cara ini juga mudah dilakukan dan hanya bermodalkan timer, loh. Penasaran bagaimana caranya?

Sederhana saja, pada saat kamu dihadapkan dengan setumpuk pekerjaan, pecahlah pekerjaan tersebut menjadi beberapa bagian kecil lalu berikan interval waktu (biasanya 25 menit) berapa lama kamu akan menyelesaikan masing-masing dari pekerjaan itu. Ini akan melatih otakmu untuk tetap fokus selama periode tersebut dan membantumu untuk dapat menyelesaikannya sesuai waktu yang ditentukan.

Setelah itu, kamu dapat beristirahat dan melakukan kegiatan lain selama waktu tertentu (biasanya 10 menit) lalu setelah itu kamu kembali mengerjakan pekerjaan lainnya. Seperti itu terus hingga pekerjaanmu selesai. Waktu istirahat tersebut dimaksudkan untuk dapat mengisi kembali perhatian dan konsentrasimu setelah sebelumnya dipakai selama bekerja.

Yang harus diperhatikan adalah pada saat waktu istirahat, jangan lakukan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaanmu, seperti mengecek email, membalas pesan rekan kerja dan lain-lain. Tapi lakukanlah hal menyenangkan yang jauh berbeda dengan pekerjaanmu, seperti menonton kartun atau bermain video game. Kamu juga dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk sekadar berjalan-jalan keliling rumah untuk meregangkan otot-ototmu setelah seharian hanya duduk menatap layar komputer.

4. Tetapkan Batasan

Fleksibilitas dan efisiensi merupakan alasan utama mengapa orang-orang banyak yang menginginkan untuk kerja dari rumah. Namun, terkadang fleksibilitas itu dapat menjadi bumerang untuk kita sendiri. Di saat atasanmu menunggu untuk menyelesaikan deadline, kamu akan menjadi terus memikirkan pekerjaan dan istirahat menjadi sulit. Beberapa orang bahkan sampai pada taraf tidak bisa membedakan antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya alias menjadi workaholic.

Banyak orang menganggap saat orang bekerja dari rumah berarti beban pekerjaannya menjadi lebih sedikit, sehingga hal ini dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk menambahkan beban pekerjaan kepada pekerjanya. Hal ini tentunya salah. Setiap pekerjaan sudah ditentukan waktunya dengan mempertimbangkan imbalan dan produktivitas pekerja. Jika beban ditambahkan yang mana akan memaksa pekerja untuk melakukan lembur, akibatnya produktivitas mungkin akan berkurang dan ia akan cepat merasa jenuh akan pekerjaannya. Kesehatan pekerja juga menjadi terancam. Untuk itu, meskipun bekerja dari rumah kamu tetap dituntut untuk menjaga work-life balance agar tetap pada tempatnya.

Apa sekarang kamu menjadi dapat lebih paham bagaimana caranya work from home agar jadi lebih produktif? Tinggalkan pertanyaan dan pesanmu di kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

email

Cara Mengirimkan Cold Email Yang Pasti Dapat Kerja

Pernahkah kamu mendengar kata cold email? Hah, kok bisa email menjadi dingin? Istilah apa lagi ya itu?

Pada saat mencari sebuah pekerjaan, tidak jarang orang memanfaatkan koneksi dan jejaring yang ia punya agar kesempatan diterima menjadi lebih besar. Namun bagaimana jadinya jika koneksi yang kamu punya terbatas dan tidak dapat memberikanmu pekerjaan?

Sedangkan jika hanya menunggu pembukaan lowongan yang hanya dilakukan beberapa kali dalam setahun belum lagi kamu harus bersaing bersama ribuan pelamar lainnya, kesempatanmu untuk diterima tentu juga semakin kecil. Lalu bagaimana caranya membuat recruiter percaya bahwa kamu orang yang tepat untuk pekerjaan tersebut? Di sinilah peran cold email.

Cold email merupakan sebuah istilah yang merujuk kepada email yang dikirimkan kepada orang yang tidak kamu kenal dengan tujuan tertentu, dan dalam hal ini tujuanmu adalah untuk mendapatkan pekerjaan. Tujuan lain yang dapat memanfaatkan cold email di antaranya adalah penawaran kerjasama, bisnis atau sekadar untuk menambah koneksi.

Saat mencari sebuah pekerjaan, kamu harus menjadi sangat proaktif. Dengan mengirimkan cold email, kamu berkesempatan untuk membuka dialog yang dapat merujuk kepada interview kerja dan berakhir dengan tawaran pekerjaan.

Cara Mendapatkan Alamat Email Tujuan

cold email
Lakukan riset dan tentukan siapa yang cocok untuk kamu kirimi cold email

Hal yang pertama harus kamu pikirkan sebelum mengirimkan sebuah cold email adalah kepada siapa kamu akan mengirimkannya. Jangankan alamat email-nya, kamu pun belum tahu siapa yang harus kamu tuju.

Pertama, tentunya kamu harus memiliki tujuan perusahaan dan posisi yang kamu inginkan. Untuk hal ini, lakukan riset menyeluruh terlebih dahulu. Pastikan apa perusahaan tersebut sebelumnya telah membuka lowongan atau belum, lalu cari nama dan jabatan orang yang bertanggung jawab dalam hal perekrutan di perusahaan tersebut. Kamu dapat mencarinya pada website atau Linkedin perusahaan atau mesin pencarian. Perusahaan biasanya akan mencantumkan informasi para karyawan yang berada di level senior pada websitenya. Dari sinilah kamu bisa mendapatkan alamat email tujuan.

Tidak sembarang orang dengan jabatan tinggi dapat kamu kirimkan cold email. Pastikan orang tersebut bertanggung jawab pada urusan perekrutan atau merupakan manajer pada divisi yang kamu tuju.

Jika pada website tidak dicantumkan alamat email, maka kamu terpaksa harus mengeluarkan usaha lebih dan melakukan riset lebih jauh. Hal ini akan menjadi lebih mudah jika kamu sudah tahu nama dan jabatan orang yang kamu tuju. Kamu hanya tinggal mencari nama dan perusahaannya di mesin pencari dan temukan emailnya. Kamu juga bisa mencarinya di Linkedin dengan mencari nama lengkap orang yang kamu targetkan atau nama perusahaan + posisi yang dituju.

Dari sini, kamu akan mendapatkan nama-nama potensial yang bisa kamu kirimi cold email. Meskipun Linkedin memiliki fitur message, usahakan kamu tetap mengirimkan email. Karena email dinilai lebih direct, personal dan juga formal.

Jika kamu masih tidak menemukan alamat email orang yang kamu tuju, kamu dapat mencoba peruntunganmu dengan menebak alamat email tujuan. Kebanyakan dari perusahaan memiliki struktur email seperti ini:

  1. [email protected]
  2. [email protected]
  3. [email protected] 

Untuk memeriksa apakah alamat email tersebut valid atau tidak, manfaatkan fitur extension Rapportive pada browsermu. Ia akan menunjukan informasi terkait pengguna email tersebut.

Cara Mengirimkan Cold Email Yang Menarik

gmail
Usahakan isi cold email singkat dan padat, jangan bertele-tele

Jangan harap mengirimkan cold email merupakan perkara mudah. Mayoritas pekerja, khususnya recruiter, menerima banyak email masuk setiap harinya. Kamu hanya memiliki satu kesempatan untuk membuat recruiter membuka dan membuatnya terkesan dengan email yang kamu kirimkan. Membuat sebuah email yang stand out bukanlah perihal mudah.

Untuk itulah tim berkarir.id telah menyiapkan tips dan trik bagaimana mengirimkan cold email yang dapat membuatmu mendapatkan pekerjaan.

1. Buat Subjek Email Yang Menarik

Sebuah perusahaan bernama Fast Company telah melakukan sebuah studi di mana mereka mengirimkan 1000 cold email untuk mencari tahu cold email seperti apa yang efektif. Hasilnya, mereka mengatakan bahwa open rate ditentukan oleh kombinasi antara nama pengirim dan subjek pada email. Tentunya tidak banyak yang dapat kamu lakukan tentang namamu kecuali menulisnya dengan aturan penulisan yang tepat, namun kamu dapat mengoptimalkan subjek email-mu.

Adam Grant, seorang psikolog asal Amerika, mengatakan bahwa orang akan cenderung membaca email dengan subjek yang dapat memunculkan rasa penasaran dan terlihat berguna. Saat seseorang sedang senggang, mereka akan tertarik untuk membaca email dengan subjek yang membuat mereka penasaran. Namun pada saat seseorang sedang sibuk, email dengan subjek yang membuat penasaran akan kalah dengan email yang memiliki subjek practical.

Untuk itu, cobalah untuk membuat subjek email yang dapat memiliki dua unsur tersebut. Terdapat banyak artikel terkait contoh subjek cold email yang baik untuk kamu jadikan referensi.

2. Perkenalkan Diri Kamu

Jika subjek yang menarik bertanggung jawab terhadap open rate sebuah email, maka kalimat pembuka email menentukan apakah orang tersebut akan benar-benar membaca email-mu atau tidak. Awali dengan perkenalan diri. Utarakan siapa dirimu, pekerjaanmu dan latar belakangmu, lalu jelaskan dari mana kamu mendapat informasi alamat email recruiter.

Setelah itu, lanjutkan dengan kalimat yang dapat menjaga minat bacanya. Kamu dapat menyebutkan mutual connection atau common interest jika ada. Hal ini akan membuat pembacanya pasti akan tertarik untuk terus membaca isi email-mu.

3. Utarakan Tujuanmu Mengirimkan Email

Sangat jarang ada orang yang tertarik untuk membaca email dengan isi yang panjang, khususnya dari orang yang tidak mereka kenal. Untuk itu, kamu perlu membuat kata-kata yang dapat memikat minat baca recruiter.

Setelah memperkenalkan siapa dirimu, jelaskanlah apa tujuanmu mengirimkan email tersebut. Hindari pernyataan yang terlalu blak-blakan dan desperate hingga membuatmu terlihat seperti mengemis pekerjaan. Ada baiknya untuk berbasa-basi terlebih dahulu.

Awali dengan mengatakan bahwa kamu kagum pada karya atau proyek yang pernah dilakukan oleh recruiter. Hal ini menunjukan bahwa kamu memiliki ketertarikan yang genuine kepadanya daripada hanya sekadar memintanya untuk membantumu mendapatkan pekerjaan.

Setelah itu, katakan bahwa kamu tertarik dengan posisi yang kamu tuju di perusahaan tersebut. Kamu juga dapat menjelaskan secara singkat alasan kamu tertarik kepada posisi dan perusahaan tersebut.

4. Jelaskan Kemampuan Apa Yang Dapat Kamu Tawarkan

Karena tujuan dari email yang kamu buat adalah untuk mendapatkan pekerjaan, yang harus kamu lakukan adalah menjual skill dan pengalaman relevan yang kamu miliki. Jelaskan bagaimana skill dan pengalamanmu dapat berkontribusi terhadap kesuksesan perusahaan, khususnya divisi yang kamu incar.

Pastikan untuk menyebutkan pencapaianmu pada posisi yang pernah kamu duduki serta bagaimana skill-mu dapat berkontribusi pada perusahaan sebelumnya. Jangan lupa untuk menggunakan power words saat mendeskripsikan pengalaman dan skill itu.

Pastikan kamu tidak bertele-tele dan tetap menjaga isi email agar tetap singkat dan padat. Fokus terhadap apa yang dapat kamu lakukan untuk perusahaan daripada apa yang recruiter dapat lakukan untuk membantumu.

5. Mintalah Kesempatan Bicara Secara Langsung

Bersikap to the point dan secara langsung meminta pekerjaan melalui cold email akan terlihat tidak sopan dan recruiter juga pasti akan enggan merespon email-mu. Akan lebih baik jika kamu meminta kesempatan untuk berbicara secara langsung untuk berdiskusi, entah melalui telepon ataupun pertemuan langsung dalam rangka untuk membangun koneksi dengannya.

Di situ kamu dapat bertanya lebih jauh mengenai perusahaan dan mempelajari mengenai apa yang dibutuhkan untuk dapat bekerja di posisi yang kamu tuju. Pada kesempatan tersebut juga kamu dapat secara langsung menjelaskan kemampuan apa yang kamu punya dan mengapa kamu cocok untuk bekerja pada posisi yang kamu tuju.

6. Tinggalkan Contact

Sebagai penutup email, tinggalkan contact berupa nomor handphone yang dapat dihubungi, khususnya yang terhubung dengan aplikasi WhatsApp.

Katakan juga jika kamu sangat berharap untuk dapat diberikan kesempatan berbicara langsung. Lalu ucapkan terima kasih kepadanya karena telah meluangkan waktu untuk membaca email darimu.

Periksa lagi seluruh kata-kata yang kamu tulis dan pastikan tidak ada kesalahan apapun seperti typo atau kesalahan ejaan. Perhatikan juga nama recruiter dan pastikan gelar dan posisi yang kamu tulis sudah benar.

Setelah kamu mengirimkan email, tahanlah dirimu untuk “meneror” orang tersebut dan menanyakan respon terhadap email-mu. Jika setelah seminggu mengirimkan cold email kamu tidak mendapat balasan, kamu dapat mengirimkan email follow-up singkat yang bertujuan untuk menanyakan kelanjutan email-mu sebelumnya. Namun usahakan kamu tidak terlihat desperate atau bahkan memaksa orang tersebut untuk memberikan respon, ya. Tetap utamakan attitude.

Jika kamu berhasil untuk dapat berbicara langsung dengan recruiter, jangan langsung berharap bahwa itu merupakan interview pekerjaan kecuali mereka mengatakan demikian. Bisa saja mereka ingin mengenalmu lebih jauh dan diyakinkan bahwa kamu benar-benar cocok untuk posisi tersebut. Kamu dapat menggunakan kesempatan ini untuk bertanya mengenai apa yang dibutuhkan untuk dapat bekerja di posisi tersebut.

Apa sekarang kamu menjadi lebih paham mengenai cold email? Tinggalkan pertanyaanmu di kolom komentar dan jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu jika kamu menyukainya.