email

Pernahkah kamu mendengar kata cold email? Hah, kok bisa email menjadi dingin? Istilah apa lagi ya itu?

Pada saat mencari sebuah pekerjaan, tidak jarang orang memanfaatkan koneksi dan jejaring yang ia punya agar kesempatan diterima menjadi lebih besar. Namun bagaimana jadinya jika koneksi yang kamu punya terbatas dan tidak dapat memberikanmu pekerjaan?

Sedangkan jika hanya menunggu pembukaan lowongan yang hanya dilakukan beberapa kali dalam setahun belum lagi kamu harus bersaing bersama ribuan pelamar lainnya, kesempatanmu untuk diterima tentu juga semakin kecil. Lalu bagaimana caranya membuat recruiter percaya bahwa kamu orang yang tepat untuk pekerjaan tersebut? Di sinilah peran cold email.

Cold email merupakan sebuah istilah yang merujuk kepada email yang dikirimkan kepada orang yang tidak kamu kenal dengan tujuan tertentu, dan dalam hal ini tujuanmu adalah untuk mendapatkan pekerjaan. Tujuan lain yang dapat memanfaatkan cold email di antaranya adalah penawaran kerjasama, bisnis atau sekadar untuk menambah koneksi.

Saat mencari sebuah pekerjaan, kamu harus menjadi sangat proaktif. Dengan mengirimkan cold email, kamu berkesempatan untuk membuka dialog yang dapat merujuk kepada interview kerja dan berakhir dengan tawaran pekerjaan.

Cara Mendapatkan Alamat Email Tujuan

cold email
Lakukan riset dan tentukan siapa yang cocok untuk kamu kirimi cold email

Hal yang pertama harus kamu pikirkan sebelum mengirimkan sebuah cold email adalah kepada siapa kamu akan mengirimkannya. Jangankan alamat email-nya, kamu pun belum tahu siapa yang harus kamu tuju.

Pertama, tentunya kamu harus memiliki tujuan perusahaan dan posisi yang kamu inginkan. Untuk hal ini, lakukan riset menyeluruh terlebih dahulu. Pastikan apa perusahaan tersebut sebelumnya telah membuka lowongan atau belum, lalu cari nama dan jabatan orang yang bertanggung jawab dalam hal perekrutan di perusahaan tersebut. Kamu dapat mencarinya pada website atau Linkedin perusahaan atau mesin pencarian. Perusahaan biasanya akan mencantumkan informasi para karyawan yang berada di level senior pada websitenya. Dari sinilah kamu bisa mendapatkan alamat email tujuan.

Tidak sembarang orang dengan jabatan tinggi dapat kamu kirimkan cold email. Pastikan orang tersebut bertanggung jawab pada urusan perekrutan atau merupakan manajer pada divisi yang kamu tuju.

Jika pada website tidak dicantumkan alamat email, maka kamu terpaksa harus mengeluarkan usaha lebih dan melakukan riset lebih jauh. Hal ini akan menjadi lebih mudah jika kamu sudah tahu nama dan jabatan orang yang kamu tuju. Kamu hanya tinggal mencari nama dan perusahaannya di mesin pencari dan temukan emailnya. Kamu juga bisa mencarinya di Linkedin dengan mencari nama lengkap orang yang kamu targetkan atau nama perusahaan + posisi yang dituju.

Dari sini, kamu akan mendapatkan nama-nama potensial yang bisa kamu kirimi cold email. Meskipun Linkedin memiliki fitur message, usahakan kamu tetap mengirimkan email. Karena email dinilai lebih direct, personal dan juga formal.

Jika kamu masih tidak menemukan alamat email orang yang kamu tuju, kamu dapat mencoba peruntunganmu dengan menebak alamat email tujuan. Kebanyakan dari perusahaan memiliki struktur email seperti ini:

  1. [email protected]
  2. [email protected]
  3. [email protected] 

Untuk memeriksa apakah alamat email tersebut valid atau tidak, manfaatkan fitur extension Rapportive pada browsermu. Ia akan menunjukan informasi terkait pengguna email tersebut.

Cara Mengirimkan Cold Email Yang Menarik

gmail
Usahakan isi cold email singkat dan padat, jangan bertele-tele

Jangan harap mengirimkan cold email merupakan perkara mudah. Mayoritas pekerja, khususnya recruiter, menerima banyak email masuk setiap harinya. Kamu hanya memiliki satu kesempatan untuk membuat recruiter membuka dan membuatnya terkesan dengan email yang kamu kirimkan. Membuat sebuah email yang stand out bukanlah perihal mudah.

Untuk itulah tim berkarir.id telah menyiapkan tips dan trik bagaimana mengirimkan cold email yang dapat membuatmu mendapatkan pekerjaan.

1. Buat Subjek Email Yang Menarik

Sebuah perusahaan bernama Fast Company telah melakukan sebuah studi di mana mereka mengirimkan 1000 cold email untuk mencari tahu cold email seperti apa yang efektif. Hasilnya, mereka mengatakan bahwa open rate ditentukan oleh kombinasi antara nama pengirim dan subjek pada email. Tentunya tidak banyak yang dapat kamu lakukan tentang namamu kecuali menulisnya dengan aturan penulisan yang tepat, namun kamu dapat mengoptimalkan subjek email-mu.

Adam Grant, seorang psikolog asal Amerika, mengatakan bahwa orang akan cenderung membaca email dengan subjek yang dapat memunculkan rasa penasaran dan terlihat berguna. Saat seseorang sedang senggang, mereka akan tertarik untuk membaca email dengan subjek yang membuat mereka penasaran. Namun pada saat seseorang sedang sibuk, email dengan subjek yang membuat penasaran akan kalah dengan email yang memiliki subjek practical.

Untuk itu, cobalah untuk membuat subjek email yang dapat memiliki dua unsur tersebut. Terdapat banyak artikel terkait contoh subjek cold email yang baik untuk kamu jadikan referensi.

2. Perkenalkan Diri Kamu

Jika subjek yang menarik bertanggung jawab terhadap open rate sebuah email, maka kalimat pembuka email menentukan apakah orang tersebut akan benar-benar membaca email-mu atau tidak. Awali dengan perkenalan diri. Utarakan siapa dirimu, pekerjaanmu dan latar belakangmu, lalu jelaskan dari mana kamu mendapat informasi alamat email recruiter.

Setelah itu, lanjutkan dengan kalimat yang dapat menjaga minat bacanya. Kamu dapat menyebutkan mutual connection atau common interest jika ada. Hal ini akan membuat pembacanya pasti akan tertarik untuk terus membaca isi email-mu.

3. Utarakan Tujuanmu Mengirimkan Email

Sangat jarang ada orang yang tertarik untuk membaca email dengan isi yang panjang, khususnya dari orang yang tidak mereka kenal. Untuk itu, kamu perlu membuat kata-kata yang dapat memikat minat baca recruiter.

Setelah memperkenalkan siapa dirimu, jelaskanlah apa tujuanmu mengirimkan email tersebut. Hindari pernyataan yang terlalu blak-blakan dan desperate hingga membuatmu terlihat seperti mengemis pekerjaan. Ada baiknya untuk berbasa-basi terlebih dahulu.

Awali dengan mengatakan bahwa kamu kagum pada karya atau proyek yang pernah dilakukan oleh recruiter. Hal ini menunjukan bahwa kamu memiliki ketertarikan yang genuine kepadanya daripada hanya sekadar memintanya untuk membantumu mendapatkan pekerjaan.

Setelah itu, katakan bahwa kamu tertarik dengan posisi yang kamu tuju di perusahaan tersebut. Kamu juga dapat menjelaskan secara singkat alasan kamu tertarik kepada posisi dan perusahaan tersebut.

4. Jelaskan Kemampuan Apa Yang Dapat Kamu Tawarkan

Karena tujuan dari email yang kamu buat adalah untuk mendapatkan pekerjaan, yang harus kamu lakukan adalah menjual skill dan pengalaman relevan yang kamu miliki. Jelaskan bagaimana skill dan pengalamanmu dapat berkontribusi terhadap kesuksesan perusahaan, khususnya divisi yang kamu incar.

Pastikan untuk menyebutkan pencapaianmu pada posisi yang pernah kamu duduki serta bagaimana skill-mu dapat berkontribusi pada perusahaan sebelumnya. Jangan lupa untuk menggunakan power words saat mendeskripsikan pengalaman dan skill itu.

Pastikan kamu tidak bertele-tele dan tetap menjaga isi email agar tetap singkat dan padat. Fokus terhadap apa yang dapat kamu lakukan untuk perusahaan daripada apa yang recruiter dapat lakukan untuk membantumu.

5. Mintalah Kesempatan Bicara Secara Langsung

Bersikap to the point dan secara langsung meminta pekerjaan melalui cold email akan terlihat tidak sopan dan recruiter juga pasti akan enggan merespon email-mu. Akan lebih baik jika kamu meminta kesempatan untuk berbicara secara langsung untuk berdiskusi, entah melalui telepon ataupun pertemuan langsung dalam rangka untuk membangun koneksi dengannya.

Di situ kamu dapat bertanya lebih jauh mengenai perusahaan dan mempelajari mengenai apa yang dibutuhkan untuk dapat bekerja di posisi yang kamu tuju. Pada kesempatan tersebut juga kamu dapat secara langsung menjelaskan kemampuan apa yang kamu punya dan mengapa kamu cocok untuk bekerja pada posisi yang kamu tuju.

6. Tinggalkan Contact

Sebagai penutup email, tinggalkan contact berupa nomor handphone yang dapat dihubungi, khususnya yang terhubung dengan aplikasi WhatsApp.

Katakan juga jika kamu sangat berharap untuk dapat diberikan kesempatan berbicara langsung. Lalu ucapkan terima kasih kepadanya karena telah meluangkan waktu untuk membaca email darimu.

Periksa lagi seluruh kata-kata yang kamu tulis dan pastikan tidak ada kesalahan apapun seperti typo atau kesalahan ejaan. Perhatikan juga nama recruiter dan pastikan gelar dan posisi yang kamu tulis sudah benar.

Setelah kamu mengirimkan email, tahanlah dirimu untuk “meneror” orang tersebut dan menanyakan respon terhadap email-mu. Jika setelah seminggu mengirimkan cold email kamu tidak mendapat balasan, kamu dapat mengirimkan email follow-up singkat yang bertujuan untuk menanyakan kelanjutan email-mu sebelumnya. Namun usahakan kamu tidak terlihat desperate atau bahkan memaksa orang tersebut untuk memberikan respon, ya. Tetap utamakan attitude.

Jika kamu berhasil untuk dapat berbicara langsung dengan recruiter, jangan langsung berharap bahwa itu merupakan interview pekerjaan kecuali mereka mengatakan demikian. Bisa saja mereka ingin mengenalmu lebih jauh dan diyakinkan bahwa kamu benar-benar cocok untuk posisi tersebut. Kamu dapat menggunakan kesempatan ini untuk bertanya mengenai apa yang dibutuhkan untuk dapat bekerja di posisi tersebut.

Apa sekarang kamu menjadi lebih paham mengenai cold email? Tinggalkan pertanyaanmu di kolom komentar dan jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu jika kamu menyukainya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *