Perlukah memasukan media sosial ke dalam CV?
- Media sosial dapat berguna sebagai portofolio dalam proses perekrutan
- Media sosial ‘Linkedin’ wajib dicantumkan ke dalam CV
- Media sosial dengan konten yang relevan dapat menjadi nilai tambah
- Media sosial lain yang menonjolkan skill dan kepribadian positif dapat dimasukan ke dalam CV
Di era globalisasi ini, hampir semua orang menggunakan media sosial. Pengguna media sosial pun semakin beragam, dari berbagai umur dan profesi. Media sosial juga kini mulai dimanfaatkan menjadi sumber mata pencaharian bagi beberapa orang, dengan menjadi seorang content creator dan influencer.
Semua jenis pekerjaan pun, baik secara langsung atau tidak, juga bersinggungan dengan media sosial. Perusahaan mulai memanfaatkan media sosial baik sebagai media promosi, media transaksi hingga proses perekrutan pegawai pun kini juga melibatkan media sosial.
Bagi para pencari kerja, tahukah kamu bahwa media sosial, jika digunakan dengan benar, dapat menjadi salah satu nilai jual yang dapat kamu tawarkan kepada recruiter?
Media sosial sebagai sarana untuk berkomunikasi dan menyampaikan pendapat juga kini dapat menjadi tempat bagi kamu untuk memamerkan karyamu sehingga dapat menjadi portfolio kerja yang dapat kamu tawarkan kepada recruiter.
Kriteria Media Sosial Yang Dapat Kamu Masukan CV
Banyak hal yang menjadi pertimbangan sebelum menyertakan media sosialmu ke dalam CV. Karena pada kenyataannya, tidak semua media sosial dapat memberikan value terhadap CV kamu. Lalu pertimbangan apa yang harus kamu pikirkan untuk menentukan media sosial apa yang dapat disertakan ke dalam CV?
1. Relevan Dengan Posisi Yang Dilamar
Sebelum memutuskan untuk memasukan salah satu media sosialmu ke dalam CV, pastikan media sosial tersebut relevan dengan posisi atau perusahaan yang kamu lamar.
Sebagai contoh, jika kamu melamar untuk posisi social media specialist, maka kamu dapat memasukan media sosial yang dapat menunjukan bahwa keterampilan dan kepribadianmu dalam menggunakan media sosial cukup baik.
Recruiter akan menjadikan cara kamu menulis caption, bagaimana kamu berinteraksi dengan pengikutmu, serta cara kamu membalas komentar sebagai bahan penilaian. Jadi, pastikan kamu telah ‘merapikan’ media sosialmu dan menjaga image-mu sebelum mencantumkannya ke dalam CV, ya.
2. Berisi Portfolio
Selain untuk sarana hiburan dan komunikasi, media sosial juga dapat menjadi portofolio yang kamu tawarkan kepada perusahaan. Di dalamnya, kamu dapat mengunggah karyamu seperti gambar yang telah kamu desain, puisi tulisanmu, content creation dan lain-lain.
Sebagai contoh, jika kamu melamar untuk posisi desainer grafis, kamu dapat mencantumkan akun instagrammu sebagai salah satu media portofolio. Namun, jika setiap posting-anmu hanya berisi selfie dan rant tentang kegalauanmu, lebih baik tidak.
3. Tidak Mengumbar Privasi
Selanjutnya hal yang harus menjadi pertimbanganmu sebelum mencantumkan media sosial ke dalam CVmu adalah privasi.
Apakah kamu tipe orang yang tidak suka jika kehidupan pribadimu tercampur dengan urusan pekerjaan? Atau apakah media sosialmu berisi hal-hal privat yang eksklusif hanya ingin kamu bagikan dengan orang-orang terdekatmu? Jika begitu, lebih baik kamu jangan mencantumkan media sosial tersebut ke dalam CV.
Selain karena akan berdampak kepada privasimu, hal ini juga akan berdampak kepada penilaian recruiter terhadapmu. Jika kamu membagikan akun media sosial yang berisi hal-hal privat tentangmu, recruiter akan menganggap bahwa kamu tidak bisa membedakan mana kehidupan pribadi dan profesional.
Untuk itu, selalu jaga privasimu di media sosial.
4. Mencerminkan Kepribadian Yang Positif
Tidak jauh berbeda dengan penjelasan sebelumnya, hal yang harus menjadi pertimbanganmu sebelum mencantumkan media sosialmu ke dalam CV adalah isi dari media sosialmu.
Selain berisi privasi, beberapa orang juga menggunakan ‘persona’ atau kepribadian yang berbeda saat mereka berada di ranah dunia maya. Hal ini mungkin subjektif, bisa saja persona tersebut kamu anggap biasa saja tetapi mungkin saja perusahaan berpikir sebaliknya.
Kamu harus dapat memposisikan diri sebagai recruiter dan tanya pada diri sendiri, apakah kamu mau orang dengan kepribadian sepertimu bekerja di perusahaanmu? Salah satu pertimbangannya adalah apakah kepribadian tersebut sejalan dengan nilai moral serta visi & misi yang dianut perusahaan.
Media Sosial Yang Wajib Dimasukan CV
Terdapat media sosial yang memang difungsikan khusus untuk urusan profesional, yaitu Linkedin. Di dalam CV, pencantuman Linkedin seakan menjadi ‘unwritten rule’ bagi para pelamar pekerjaan.
Linkedin merupakan media sosial bagi para profesional yang berfungsi sebagai portfolio, CV, hingga portal pencari kerja. Recruiter dapat mempelajari histori karir profesionalmu hanya dari profil Linkedin. Untuk itu, pastikan kamu sudah memiliki dan ‘membenahi’ profil Linkedin-mu agar lebih optimal.
Media Sosial Yang Tidak Boleh Dimasukan CV
Terdapat media sosial yang benar-benar dilarang untuk kamu masukan ke dalam CVmu. Selain karena tidak memiliki nilai jual kepada perusahaan, media sosial yang tidak boleh kamu masukan ke dalam CV adalah yang tidak memiliki fitur yang dapat menonjolkan skill, kepribadian atau karyamu.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kamu harus pertimbangkan secara matang berdasarkan isi media sosialmu. Karena setiap media sosial bisa saja menonjolkan skill yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, kamu sedang mempertimbangkan untuk memasukan profil Snapchat ke dalam CVmu. Snapchat merupakan gabungan antara fitur chat dan live story yang dapat dilihat dan disimpan oleh khalayak luas. Jika kamu hanya menggunakannya untuk berinteraksi dengan teman dan membagikan story yang tidak relevan dengan pekerjaan atau skillmu, jangan berpikir untuk memasukannya ke dalam CV.
Hal ini juga berlaku untuk media sosial lain yang digunakan hanya untuk kepentingan hiburan pribadi dan tidak berkaitan dengan pekerjaan.
Media Sosial Lain Apa Lagi Yang Dapat Dimasukan Dalam CV?
Pertimbangan mengenai media sosial apa yang dapat dan tidak dapat kamu masukan ke dalam CV tergantung kepada penilaianmu. Kamu yang paling tahu mengenai isi media sosial dan nilai jual apa yang kamu tampilkan di dalamnya.
Twitter dapat menjadi salah satu opsi untuk kamu cantumkan ke dalam CVmu. Kenapa demikian? Twitter merupakan tempat yang tepat untuk mempromosikan personal branding kepada recruiter. Begitu juga dengan facebook. Di sana, kamu dapat menampilkan kemampuanmu menulis melalui sebuah post atau caption foto. Kamu juga dapat mengunggah hasil karyamu berupa gambar.
Pilihan mengenai media sosial apa yang harus kamu masukan ke dalam CV memang subjektif. Penilaian kembali kepada dirimu sendiri. Yang terpenting adalah tetap tunjukan otentisitas dalam personal branding-mu.
Apakah tulisan di atas membantu? Tinggalkan pesan dan pertanyaanmu di kolom komentar dan jangan lupa untuk bagikan tulisan ini kepada teman-temanmu.
Leave a Reply