Retail

Mimpi Bekerja di Sektor Retail? Simak Dulu Informasi Berikut

Bermimpi untuk dapat berkarir di industri retail? Tapi sejauh mana pengetahuanmu tentang industri ini?

Retail sendiri merupakan sebuah wadah bagi para produsen barang dan jasa untuk dapat menyalurkan dagangannya kepada customer. Perusahaan retail biasanya mendapatkan barang-barang tersebut langsung dari perusahaan yang bergerak di bidang FMCG, distributor atau supplier lokal. Itulah bagaimana komoditas berubah menjadi produk jadi.

Perusahaan retail mendapatkan keuntungan dengan menaikan harga jual barang dari harga aslinya. Yang perlu kamu ketahui adalah setiap pihak yang berperan pada supply chain juga melakukan hal demikian. Harga jual produsen terhadap toko retail tentu berbeda dengan harga yang dijual oleh toko retail kepada konsumen.

Beberapa aktor yang berada di dalam supply chain perusahaan retail yaitu:

  1. Produsen: Bertugas memproduksi produk menggunakan mesin, dan bahan mentah
  2. Wholesaler: Membeli produk dari produsen dan menjualnya dalam jumlah besar (grosir) kepada perusahaan retail
  3. Penjual retail: Menjual produk dalam jumlah kecil kepada konsumen dengan harga yang lebih tinggi
  4. Konsumen: Membeli produk dari retailer untuk penggunaan pribadi

Perusahaan retail mampu mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi jika membeli langsung dari produsen karena rantai penjualan yang lebih kecil. Beberapa perusahaan retail juga sudah banyak yang memproduksi sendiri beberapa barang dagangannya. Hal ini disebut dengan vertical integration.

Kenaikan harga ini disebut dengan markup atau margin keuntungan retailer. Kenaikan harga biasanya terjadi hingga dua kali lipat pada setiap aktor di dalam supply chain. Hal ini disebut dengan “keystone markup” yang diperlukan untuk menutupi biaya tambahan serta keuntungan yang cukup untuk membayar pemegang saham.

Hal terpenting bagi perusahaan retail adalah bagaimana caranya untuk menarik konsumen melalui tampilan produk dan pemasaran. Pemeliharaan inventaris, ketersediaan stock dan pelayanan prima merupakan beberapa hal utama bagi pekerja di bidang retail.

Berbagai Jenis Penjual Retail

Terdapat beberapa macam jenis penjual retail yang menggunakan berbagai teknik penjualan yang berbeda dan dengan target pembeli yang berbeda pula. Masing-masing dari jenis tersebut juga menyediakan pengalaman yang berbeda.

Departemen Store

Departemen store menjual berbagai macam produk yang diklasifikasikan berdasarkan kategori dan ditempatkan berdasarkan pembagian tersebut. Kategori yang dimaksud misalnya adalah pakaian dewasa, pakaian anak, sepatu, perhiasan, perlengkapan rumah tangga dan lain-lain.

Brick and Store

Jenis yang paling umum dari retailer adalah brick and mortar. Ini bukanlah nama sebuah toko, namun merupakan istilah yang digunakan untuk mendefinisikan toko retail fisik seperti supermarket dan mini market seperti Carrefour, Alfamart, Indomart, Hypermart, Giant dan toko serupa lainnya.

Bukan hanya itu saja, jenis toko kelontong, pedagang asongan dan kios juga termasuk ke dalam retailer jenis ini. Mereka merupakan jenis penjual retail yang menjual berbagai macam produk makanan, minuman, peralatan rumah tangga, produk kecantikan dan terkadang juga barang elektronik.

Specialty/Outlet Retailer

Jenis penjual retail ini hanya menjual produk yang spesifik dan dijual oleh satu merek tertentu. iBox, Nike, Victoria Secret merupakan beberapa contoh outlet retail karena hanya menjual produk dari merek perusahaannya masing-masing.

Retailer Online

Lalu ada yang jenis retailer yang kita kenal dengan online retailer. Jenis penjual retail ini memanfaatkan website dan media sosial untuk menjajakan serta memasarkan produk dagangannya. Setelah konsumen memilih dan membayar produk pilihannya, toko online lantas bekerja sama dengan kurir untuk mengirimkan produk tersebut langsung ke alamat konsumen.

Mereka juga biasanya menjual produk lebih murah dari harga retail pada umumnya karena selain tidak membutuhkan toko fisik, mereka biasanya membeli produk langsung dari produsen. Karena harga yang lebih kompetitif dan pembelian yang lebih efektif inilah konsumen lebih banyak memilih jenis penjual ini.

Contoh dari online retailer adalah online marketplace seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Lazada, Amazon dan platform serupa lainnya. Meskipun pertumbuhan retailer jenis ini adalah yang paling cepat, namun mereka hanya mewakilkan sekitar 12% dari industri retail secara keseluruhan.

Namun, banyak perusahaan retail yang kini menggabungkan antara toko offline dan pelayanan online. Misalnya Alfacart dari Alfamart, Hypermart Online dari Hypermart dan beberapa supermarket yang bekerjasama dan telah tersedia pada beberapa platform marketplace.

Skill Yang Dibutuhkan Untuk Bekerja di Sektor Retail

Untuk dapat bekerja di industri retail, kamu membutuhkan serangkaian kemampuan dan keahlian tertentu. Banyak peran di industri retail seperti misalnya kasir, manajer penjualan, manajer toko yang membutuhkan keahlian mulai dari penanganan produk hingga pelayanan terhadap pelanggan.

Berikut tim berkarir.id telah merangkum beberapa keahlian yang dibutuhkan di sektor retail.

1. Kemampuan Berkomunikasi

Di dalam sektor retail, apapun posisi pekerjaannya pasti kemampuan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan yang paling dibutuhkan.

Menguasai kemampuan berkomunikasi bukan hanya tentang mampu berbicara dengan lancar, kamu juga dituntut untuk dapat menyampaikan pesan secara efektif dan jelas kepada lawan bicara agar mereka memahami maksud pesan tersebut.

Selain itu, mereka yang bertugas secara langsung menangani konsumen juga diwajibkan menguasai kemampuan ini.

Mereka harus mampu menghadapi pertanyaan dan komplain serta memberikan pengetahuan produk kepada konsumen. Dan dengan semakin maraknya penjualan melalui online, kamu juga diharuskan menguasai komunikasi tidak langsung.

Jika secara tatap muka kamu harus menguasai ekspresi dan intonasi bicara, maka saat berkomunikasi secara online kamu harus memikirkan bagaimana caranya agar ketikanmu terdengar sopan dan ramah.

2. Customer Service

Selain mampu untuk berkomunikasi secara baik dan benar, pekerja di sektor retail juga harus menguasai kemampuan pelayanan prima atau excellent customer service. Selain menjual produk, perusahaan retail juga menjual pengalaman berbelanja yang menyenangkan terhadap pelanggan.

Dan untuk itu, pekerja di sektor ini diharuskan memberikan pelayanan yang sempurna agar memberikan pengalaman berbelanja yang menyenangkan. Sehingga menghasilkan customer loyalty.

Selain diharuskan menjadi ‘people person’ yang terkenal dengan keramahan, senyum dan sikap positifnya, kamu juga harus memiliki rasa empati yang tinggi. Rasa empati dibutuhkan agar kamu dapat merasakan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan, sehingga kamu mampu memberikan solusi terhadap kebutuhannya tersebut.

3. Kemampuan Matematis

Seseorang yang bekerja di sektor retail juga dituntut harus memiliki kemampuan matematis yang cukup. Seperti diketahui, produk yang dijual serta dibeli oleh sebuah perusahaan retail pasti tidak sedikit. Pekerja di sektor ini harus menguasai kemampuan matematis karena akan berurusan langsung dengan pembelian dan penjualan produk, inventarisasi produk, pengembalian produk dan juga revenue perusahaan.

4. Kemampuan Menjual Produk

Khusus untuk pedagang retail dengan toko fisik, kemampuan untuk menjual menggunakan kata-kata persuasi dan edukasi produk merupakan hal dasar yang harus dikuasai.

Hal ini sangat berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, jadi pastikan bahwa kamu telah mengasah kemampuan berkomunikasi mu terlebih dahulu agar dapat memiliki kemampuan menjual.

Kamu dituntut untuk dapat mendorong rasa penasaran konsumen terhadap suatu produk berubah menjadi keinginan untuk membeli. Tidak berhenti sampai disitu, setelah berhasil mendorong konsumen untuk membeli produk selanjutnya kamu harus mampu mengubah konsumen tersebut menjadi pelanggan tetap di tokomu.

Bagaimana caranya? Metode yang digunakan meliputi kemauan untuk mendengar permasalahan pelanggan, kemampuan untuk memberikan rekomendasi terbaik dan juga kepribadian yang hangat agar dapat memunculkan rasa percaya pada konsumen.

Tidak hanya itu saja, pengetahuan produk juga menjadi nilai tambah yang dapat mendorong konsumen untuk membeli suatu produk. Kamu harus mampu menjelaskan fitur, benefit serta perbandingan produk tersebut dengan jelas dan menarik.

Untuk itu kamu juga harus membangun commercial awareness agar dapat lebih baik memberikan penjelasan produk kepada pelanggan.

Apakah informasi ini membuatmu lebih yakin untuk bekerja di sektor retail? Tinggalkan pendapat serta pertanyaanmu di kolom komentar, dan jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-temanmu!

Retail

Mengenal Perusahaan FMCG, Perusahaan Incaran Fresh Graduates

Apa Yang Dimaksud Perusahaan FMCG?

Fast-moving consumer goods atau yang biasa disebut dengan FMCG merupakan perusahaan yang memproduksi produk kebutuhan sehari-hari dalam bentuk kemasan dan karenanya memiliki perputaran omset yang cepat.

Penjelasan

Fast-moving consumer goods (FMCG) adalah sebutan bagi produk-produk yang terjual dengan cepat dan memiliki harga murah. Contohnya adalah produk rumah tangga yang memiliki waktu simpan yang tergolong sebentar seperti makanan dan minuman kemasan, peralatan mandi, kosmetik, obat-obatan dan lainnya yang serupa.

Istilah FMCG sangat lazim digunakan di wilayah Eropa, Asia dan Oceania, sedangkan di Amerika, ia biasa disebut dengan CPG (Consumer Packaged Goods).

Mengapa perusahaan yang menjual produk murah dapat menghasilkan keuntungan yang besar?

Jika produk tersebut dijual secara satuan (eceran), maka perusahaan memang mendapatkan keuntungan yang sedikit. Namun karena produk-produk tersebut cenderung dijual secara grosir, maka perusahaan mendapatkan untung yang besar.

FMCG secara umum memiliki produk dengan lama simpan yang sebentar, dikonsumsi sehari-hari dan fokus terhadap loyalitas konsumen. Untuk itu, perusahaan di sektor ini memiliki volume perdagangan yang besar, beberapa bahkan melewati batas negara. Hal ini berarti jejaring distribusi yang luas penting untuk kesuksesan perusahaan.

Ciri Dan Contoh Perusahaan FMCG

perusahaan multinasional
Brand FMCG banyak dikenal masyarakat karena erat dengan kehidupan sehari-hari

Berikut merupakan karakteristik utama perusahaan yang bergerak di industri FMCG:

  • Dari perspektif konsumen
    • Pembelian yang berulang
    • Harga murah
    • Lama penyimpanan yang pendek
    • Konsumsi secara terus menerus
  • Dari perspektif penjual
    • Volume penjualan tinggi
    • Margin kontribusi yang rendah
    • Distribusi ekstensif

Beberapa contoh perusahaan yang bergerak di industri FMCG misalnya:

1. Procter & Gamble (P&G)

Perusahaan Procter & Gamble atau yang lebih sering dikenal dengan P&G merupakan perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang ditemukan pada 1837 oleh William Procter dan James Gamble. Perusahaan ini fokus memproduksi produk kesehatan dan kebersihan pribadi yang dibagi ke dalam beberapa segmen seperti produk kosmetik, bayi, rumah, dan keluarga.

2. Johnson & Johnson

Johnson & Johnson merupakan perusahaan multinasional yang ditemukan pada tahun 1886. Perusahaan ini memproduksi produk kesehatan, produk pertolongan pertama, produk bayi dan produk kecantikan.

3. Indofood

Siapa tak kenal perusahaan asal Indonesia ini? Produk utamanya yaitu mie instan kini mendunia dan dinikmati oleh berbagai penduduk internasional. Selai memproduksi mie instan, mereka juga memproduksi susu, makanan ringan, hingga bumbu dapur. Seluruhnya dijalankan oleh lini bisnis Consumer Branded Products-nya, yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

4. Mayora

Perusahaan yang didirikan pada tahun 1977 ini mungkin sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Produk-produk andalannya, seperti kopi, permen, dan makanan ringan juga populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Karena itu, Mayora pun menjadi salah satu perusahaan FMCG yang menjadi incaran para pencari kerja.

5. Unilever

Unilever merupakan perusahaan multinasional yang berbasis di dua negara, yaitu London dan Rotterdam. Perusahaan ini memproduksi makanan, minuman, perlengkapan kebersihan, dan masih banyak lagi. Ia juga dinobatkan sebagai produsen sabun terbesar. Ia adalah salah satu perusahaan multinasional tertua di dunia dan produk yang dihasilkan tersedia di lebih dari 180 negara.

6. Nestlé

Nestlé merupakan perusahaan multinasional asal Swiss yang khusus memproduksi produk makanan dan minuman. Didasarkan dari revenue dan metriksnya, ia merupakan perusahaan produsen makanan terbesar di dunia.

Nestlé dibentuk pada tahun 1905 dan merupakan hasil gabungan perusahaan Anglo-Swiss Milk Company dan Farine Lactée Henri Nestlé yang ditemukan pada 1866. Perusahaan ini berkembang secara pesat pada saat perang dunia pertama dan kedua.

Produk-produk yang dihasilkannya seperti air kemasan, sereal, kopi, teh, makanan beku, kudapan dan makanan hewan. Ia juga merupakan salah satu pemegang saham L’Oreal yang merupakan perusahaan kosmetik multinasional.

7. The Coca-Cola Company

The Coca-Cola Company merupakan perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang khusus memproduksi serta memasarkan minuman kemasan non-alkohol. Meskipun bermarkas di Amerika, namun ia memiliki franchise di berbagai tempat yang telah mendistribusikan produknya sejak tahun 1889.

Selain karena menawarkan gaji dan benefit yang menarik, perusahaan-perusahaan di bidang FMCG juga menawarkan eksposure dengan komunitas internasional. Inilah mengapa banyak pencari kerja, khususnya fresh graduates, yang mendambakan untuk dapat bekerja di perusahaan FMCG. Dan karenanya, menjadikan perusahaan FMCG memiliki persaingan masuk yang ketat. Untuk itu, dibutuhkan skill dan pengetahuan yang mumpuni untuk dapat diterima di perusahaan FMCG.

Skills yang Dibutuhkan Untuk Bekerja di Perusahaan FMCG

FMCG
Dibutuhkan kemampuan dan skill yang out of the box untuk dapat diterima di perusahaan FMCG

Perusahaan FMCG merupakan industri yang luas dan beragam. Karenanya, ia memiliki banyak posisi yang dapat diisi oleh berbagai ahli di berbagai bidang. Namun, mereka yang memiliki kemampuan di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Math) lebih banyak dibutuhkan di industri ini karena mereka mampu untuk:

  1. Meningkatkan kualitas dan keefektifitasan produk
  2. Memangkas harga produksi menggunakan teknologi terbaru
  3. Meningkatkan lama penyimpanan produk
  4. Membuat produk yang lebih ramah lingkungan

Namun kemampuan di bidang lain seperti manajemen bisnis, ekonomi, hukum juga masih dibutuhkan oleh perusahaan FMCG.

Lalu apa saja skill yang dibutuhkan jika ingin bekerja di industri FMCG?

1. Kemampuan Multidisiplin

Kemampuan dan pengetahuan lintas disiplin sangat diperlukan bagi mereka yang mendambakan karir di industri FMCG. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, dalam industri ini terdapat banyak pekerjaan kolaboratif dengan ritme yang cepat. Kemampuan dalam berbagai disiplin ilmu akan sangat membantumu untuk dapat keep up dengan pekerjaan di industri ini.

Industri dan bisnis FMCG mencari orang-orang yang mampu melihat sektor tersebut secara luas. Mereka yang memiliki keahlian dalam bidang marketing harus dapat memperluas pengetahuan mereka terhadap disiplin terkait seperti riset pasar, inovasi produk dan perdagangan agar dapat lebih memperluas peluang mereka mendapat pekerjaan di industri ini.

2. Tahan bekerja di bawah tekanan

Mereka yang tidak kuat untuk bekerja di bawah tekanan tidak akan mampu untuk bertahan bekerja di sektor FMCG. Sesuai namanya, perusahaan ini memiliki ritme kerja yang cepat.

Industri ini membutuhkan pekerja yang mampu membuat keputusan dengan cepat, memberikan pelayanan yang prima, serta berpikir cepat. Hal ini berarti seseorang juga harus memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mengorganisir.

3. Customer-oriented

Hal ini selalu menjadi aspek penting bagi pekerja di sektor FMCG tentang bagaimana kamu dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Namun bukan hanya sekadar kemampuan dan pengetahuan, kamu juga harus benar-benar menikmati interaksi dan menjawab keluh kesah pelanggan.

Tidak hanya itu, untuk dapat menjawab keluh kesah pelanggan maka kamu harus memiliki empati yang dapat memposisikan dirimu sebagai pelanggan guna mencari pemecahan masalah.

Namun, perusahaan di industri FMCG tidak serta merta selalu penuh dengan benefit. Salah satu contohnya adalah ancaman kerusakan lingkungan yang dipengaruhi oleh sampah sekali pakai hasil produksi industri FMCG.

Laporan Greenpeace yang berjudul “A Crisis of Convenience: The corporations behind the plastics pollution pandemic”, menyorot beberapa perusahaan FMCG dan menemukan bahwa:

  1. Kemasan sekali pakai masih banyak digunakan oleh perusahaan tersebut dan belum ada tanda-tanda akan beralih pada kemasan alternatif lain
  2. Tidak ada satupun dari perusahaan tersebut yang memiliki strategi untuk mengganti penggunaan plastik sekali pakai
  3. Kebanyakan dari perusahaan FMCG ini justru meningkatkan penggunaan plastik sekali pakai
  4. Kebanyakan dari perusahaan FMCG tidak tahu jumlah kemasan produk yang didaur ulang dan juga kemana sampah kemasan berakhir
  5. Meski memiliki plastic footprint yang signifikan, solusi yang dicari oleh perusahaan hanya terkait pada daur ulang kemasan, bukan mengurangi pembuatan kemasan plastik
  6. Kurangnya transparansi di sektor FMCG tentang penggunaan kemasan plastik mereka

Sektor FMCG merupakan salah satu industri paling besar. Kebanyakan dari perusahaan di bidang ini memiliki laju pertumbuhan dari 1-5% per tahun. Jika hal ini terus berlangsung, maka produksi plastik sekali pakai pun akan terus meningkat.

Untuk itu lembaga Greenpeace mengimbau sektor FMCG untuk mengganti model bisnis mereka dan memikirkan strategi alternatif dari penggunaan plastik sekali pakai.

Apakah informasi di atas telah memberikan pandangan baru bagimu? Tinggalkan pertanyaan serta saranmu pada kolom komentar, serta jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!

ghostwriter

Berkenalan Dengan Profesi UX Writer. Apa Bedanya Dengan Copywriter?

Apa tanggung jawab seorang UX Writer?

  • Membuat instruksi produk yang dapat dipahami dengan mudah oleh pengguna
  • Membuat tulisan yang sederhana namun tetap menarik agar mudah dipahami berbagai kalangan
  • Melakukan riset produk sebelum membuat tulisan bagi pengguna
  • Berkolaborasi dengan tim lain untuk dapat lebih memahami produk

Digitalisasi terjadi di banyak aspek kehidupan kita dewasa ini. Semua aspek kehidupan tidak dapat lepas dari teknologi. Hal ini mengakibatkan semakin banyaknya industri yang juga merambah ke dunia digital dan lahir dari dunia digital itu sendiri.

Karenanya, banyak lowongan pekerjaan baru yang tercipta memiliki kaitan dengan dunia digital dan teknologi. Seperti contohnya UX Writer. Pekerjaan ini sedang banyak digandrungi oleh generasi muda. Apa sih menariknya pekerjaan ini?

Tim berkarir.id telah mengupas semua hal tentang UX Writer yang perlu kamu ketahui.

Apa Sebenarnya UX Writer?

ux writer
UX Writer bertugas memberi arahan penggunaan suatu produk kepada pengguna

UX Writer merupakan sebutan bagi seseorang yang memiliki pekerjaan menulis untuk kepentingan experience (pengalaman) pengguna dalam menggunakan suatu produk. Singkatnya, UX Writer menulis kata-kata yang kita baca atau dengar saat menggunakan produk digital.

UX adalah singkatan dari User Experience yang artinya pengalaman pengguna. Sudah jelas tugasnya adalah mempermudah pengguna dalam menggunakan sebuah produk. Seorang UX Writer harus dapat menggunakan kata-kata yang menarik namun juga sederhana agar tetap dapat dinikmati dan digunakan dengan mudah oleh pengguna.

Pekerjaan seorang UX Writer mungkin terdengar sederhana, namun sebenarnya cukup sulit, loh. Kamu harus memposisikan dirimu sebagai pengguna dan memikirkan bagaimana caranya mempersingkat instruksi pada sebuah produk. Tulisan yang dibuat tidak hanya harus dapat dipahami oleh target pengguna, namun juga harus interaktif agar terdengar “hidup”.

Apa Saja Tanggung Jawab Seorang UX Writer?

work from home
Menjadi seorang freelance writer memudahkanmu bekerja di tempat yang membuatmu nyaman, seperti rumah

Pernahkan kamu menggunakan sebuah produk berupa teknologi terbaru dan kamu mengalami kesulitan saat mengoperasikannya? Di sinilah peran seorang UX Writer. Tanggung jawab utama seorang UX Writer adalah memastikan pengguna produk dapat menggunakan produk dengan mudah.

Ia akan menulis instruksi, petunjuk atau pedoman di dalam produk tersebut yang bertujuan mempermudah pengguna dalam menggunakannya. UX Writer harus memastikan bahwa semua orang dari latar belakang apapun dapat memahami petunjuk tersebut.

Saat melakukan tugasnya, UX Writer akan berkolaborasi dengan product manager dan product designer untuk mempelajari dan lebih mengenal produk. Ia akan mempelajari latar belakang, fungsi, serta target pengguna produk tersebut.

Apa Perbedaan UX Writer & Copywriter?

kerja tim
UX Writer dan Copywriter memiliki pekerjaan yang bersinggungan namun sebenarnya memiliki tugas berbeda

Jika dilihat secara sekilas, UX Writer memang memiliki kemiripan dengan profesi lain, yaitu Copywriter. Namun mereka ini tidaklah sama. Sebuah perusahaan bisa saja memiliki seorang Copywriter dan juga seorang UX Writer. Kamu pasti bertanya-tanya, apa sih perbedaan dari keduanya?

Jika copywriter bertugas untuk membuat tulisan yang dapat menggaet target pengguna untuk menggunakan suatu produk, maka UX Writer bertugas membuat tulisan yang dapat membuat pengguna tetap menggunakan produk tersebut.

Untuk itu, Copywriter menggunakan teknik storytelling dan soft selling dalam menulis. Sedangkan UX Writer menggunakan teknik penulisan yang to-the-point agar menghasilkan tulisan yang singkat dan padat. Namun, teknik penulisan seperti copywriter juga kadang digunakan oleh UX Writer. Hal ini agar tulisan yang dihasilkan terdengar bersahabat dan tidak terdengar terlalu “rigid”.

Tujuan tulisan copywriter adalah untuk mengedukasi, mempengaruhi dan mengajak pembacanya untuk melakukan sesuatu, entah itu membeli, berlangganan atau lainnya. Sedangkan, UX Writer membuat tulisan yang bertujuan untuk memudahkan pengguna setelah mereka membeli atau berlangganan produk tersebut.

Dalam mengerjakan tulisannya, copywriter dapat melakukannya secara individu. Sedangkan UX Writer harus berkolaborasi dengan banyak pihak seperti tim kreatif, product manager, engineer, UX researcher, desainer, hingga head of business.

UX WriterCopywriter
Menggunakan kata-kata menarik untuk menggaet calon customerMenggunakan kata-kata yang jelas, padat dan to-the-point untuk menggaet customer
Berorientasi kepada penjualanBerorientasi kepada produk
Dapat bekerja sendiriHarus berkolaborasi

Bagaimana Caranya Menjadi Seorang UX Writer?

Kamu tertarik untuk menjadi seorang UX Writer? Pastikan dulu kamu memiliki skill yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini, seperti:

1. Kemampuan Menulis Sesuai Tatanan

Sebagai seorang UX Writer, skill utama yang harus kamu miliki tentunya adalah skill menulis dengan sesuai kaidah bahasa. Untuk itu, kamu perlu melatih kemampuan menulismu. Pastikan tulisanmu sudah sesuai dengan PUEBI dan dapat dipahami sesuai target pembaca.

Kamu juga harus berlatih menulis untuk target audiens tertentu. Karena setiap produk yang dipasarkan oleh suatu perusahaan, memiliki target audiens yang beragam dan berbeda. Kamu juga harus memastikan kalau tulisanmu singkat dan padat. Karena pada hakikatnya, UX Writer menulis untuk menginstruksi, bukan untuk bercerita.

2. Kemampuan Technical

Bukan hanya menulis, kemampuan teknis lain seperti UX design, basic coding, dan bisnis juga dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan seorang UX Writer. Kemampuan tersebut bukan hanya akan membantu UX Writer dalam melakukan riset, namun juga dapat membantunya untuk lebih memahami produk.

Kemampuan penunjang tersebut memungkinkan seorang UX Writer melihat permasalahan dari berbagai perspektif sehingga dapat membantu mereka dalam mencari pemecahan masalahnya.

3. Kemampuan Analisis

Seorang UX Writer menempatkan orientasinya kepada kepuasan pengguna produk. Untuk dapat lebih memahami pola pikir dan kecenderungan pelanggan, seorang UX Writer wajib untuk dapat menganalisis target pasar.

Selain pemanfaatan Google Analytics, memiliki intuisi dan empati yang besar juga akan membantu UX Writer untuk dapat memposisikan dirinya sebagai pengguna. Hal ini dilakukan agar UX Writer dapat menganalisa permasalahan yang mungkin akan dihadapi oleh pengguna. Dengan begitu, UX Writer dapat berusaha mencari pemecahan masalah tersebut.

4. Kemampuan Teamwork

UX Writer merupakan pekerjaan yang menuntutnya untuk kolaboratif. Bekerja secara individu bukan merupakan pilihan bagi posisi ini. Ia harus berkolaborasi dengan banyak tim lain untuk mendapat insight serta pemahaman terhadap produk.

Untuk itu, seorang UX Writer harus dapat mengasah kemampuannya saat bekerja dalam tim. Kamu harus dapat menyampaikan idemu sampai bisa dipahami oleh timmu sebelum dapat menulis untuk pengguna. Begitu juga sebaliknya, kamu harus dapat menginterpretasikan apa kemauan tim lain dan menerjemahkannya ke dalam tulisan.

5. Kemampuan Interpersonal

Berkaitan dengan poin sebelumnya, posisi ini diharuskan untuk berkolaborasi dengan tim lain agar dapat lebih memahami cara kerja produk dan juga kecenderungan pengguna.

Untuk itu, kemampuan interpersonal yang mumpuni dibutuhkan agar teamwork berjalan dengan sebagaimana mestinya. Skill interpersonal termasuk komunikasi, melobi dan menjadi pendengar, hal tersebut dibutuhkan bagi seorang UX Writer.

UX Writer Merupakan Profesi Yang Sedang Naik Daun

Berbagai ragam jenis pekerjaan baru lahir akibat adanya digitalisasi dan persebaran teknologi. Penting bagi kamu untuk keep up dengan skill dan tren terbaru di dunia industri. Hal ini akan berguna untuk perkembangan diri dan karirmu.

Bagi kamu yang tertarik dengan profesi ini, mulailah asah kemampuan menulis dan software design-mu. Sekarang ini terdapat banyak kelas daring, webinar, dan tutorial online yang dapat kamu akses dengan mudah di internet. Kini, siapapun bisa menjadi UX Writer.

Apakah tulisan di atas membuatmu lebih memahami tentang posisi UX Writer dan perbedaannya dengan copywriter? Tinggalkan pesan dan pertanyaanmu di kolom komentar. Jangan lupa juga untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!