pengusaha dan karyawan

Perdebatan tentang jenis pekerjaan karyawan ataupun pengusaha masih terus terjadi, apalagi kedua status ini masih sensitif di mata calon mertua. Padahal kedua jenis ini memiliki tujuan yang tentu sama, tujuan untuk hidup sukses. Lalu kemudian apa sih yang membuat keduanya dipandang berbeda?

Permasalahan yang sering terjadi adalah ketika kamu dituntut oleh orang tua untuk bekerja sebagai karyawan, meskipun nyatanya kamu lebih suka membuka bisnis sendiri. Atau pun sebaliknya, ketika kamu ingin meniti karir sebagai karyawan di perusahaan impianmu, namun orang tua lebih menuntut untuk melanjutkan bisnis keluarga.

Pilihan ini mungkin cukup berat bagi sebagian orang, dan ketika kamu mengalami kegalauan seperti contoh di atas maka komunikasi adalah kuncinya. Jelaskan secara baik dengan orang tuamu tentang kelebihan dan kekurangan dari dua pilihan tersebut.

Agar kamu dapat mengkomunikasikannya dengan baik, berikut tim berkarir.id telah menyiapkan plus dan minus karyawan vs pengusaha yang bisa menjadi bahan pertimbanganmu bersama orang tua:

Kelebihan Karir Sebagai Karyawan

kerja
Bekerja sebagai karyawan di perusahaan bonafide tentu menjadi impian banyak orang

Bekerja sebagai karyawan tentu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh pengusaha dan entrepreneur. Tentu kelebihan ini didapatkan sesuai kontrak kerja karyawan. Bagi sebagian orang kontrak kerja ini menjadi incaran tersendiri, sedangkan di mata para pengusaha, kelebihan yang dimiliki karyawan melambangkan ketidakbebasan dan keterikatan.

1. Penghasilan Tetap Setiap Bulannya

Berkarir di perusahaan bonafide tentu menjadi incaran bagi banyak calon karyawan. Selain mendapatkan fasilitas yang bagus, pendapatan setiap bulannya pun cukup tinggi. Setelah menandatangani kontrak kerja, kamu dapat fokus bekerja hingga masa kontrak habis karena pendapatan akan diakumulasikan setiap bulannya.

Kamu tidak perlu khawatir dengan pendapatan perbulan, namun yang perlu kamu pastikan adalah bagaimana cara menghemat pengeluaran. Penghasilan yang stabil memudahkanmu untuk menggunakan opsi cicilan ketika membeli barang. Namun ingat, jangan sampai besar pasak daripada tiang, ya.

2. Bonus Tahunan dan Tunjangan Hari Raya

Reward dari perusahaan dapat menjadi keuntungan bagi karyawan. Setiap tahunnya, perusahaan akan memberikan semacam bonus bagi para karyawannya yang bekerja secara baik. Baik secara disiplin maupun mencapai target perusahaan. Sebagai karyawan, tentu kelebihan ini bisa dimanfaatkan sebagai motivasi.

3. Jenjang Karir

Keinginan untuk terus berkembang dan maju sudah seharusnya menjadi prioritas bagi para karyawan. Jenjang karir adalah tahapan yang terus diburu. Tidak salah jika jenjang karir menjadi target para karyawan dan alasan untuk bersaing.

Jenjang karir seakan menjadi achievement yang mempengaruhi cara bekerja, motivasi, dan strata sosial. Bagi kamu yang suka terhadap kompetisi dan berkemauan untuk terus maju, kelebihan ini dapat kamu pertimbangkan.

4. Cuti Tahunan dan Employee Gathering

Cuti tahunan menjadi momentum untuk melepaskan stres dengan menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat untuk berlibur. Cuti menjadi hak yang didapatkan karyawan setiap tahunnya. Dalam undang-undang, telah diatur perihal cuti tahunan ini. Dan sesuai kontrak karyawan dalam 1 tahun berhak mendapatkan cuti 12 hari kerja.

Selain itu, beberapa kebijakan perusahaan mengadakan outing kantor atau employee gathering. Hal ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap karyawannya dengan mengadakan perjalanan rekreasi untuk memberikan semangat dan mempererat kekompakan antar karyawan.

Sebagai calon karyawan, hal di atas bisa menjadi keuntungan sekaligus hal yang dicari ketika bekerja nantinya. Namun bagaimana dengan kelebihan seorang pengusaha? Atau orang-orang yang merintis karir sebagai entrepreneur?

Kelebihan Karir Sebagai Pengusaha

CEO
Pengusaha yang merintis bisnis hingga sukses besar adalah impian yang tak ternilai

Pengusaha sering dikaitkan dengan keahlian seseorang yang dapat melihat peluang yang menghasilkan keuntungan. Membahas pengusaha berarti juga membahas bagaimana proses merintis sebuah bisnis yang tidak lepas dari apa yang menjadi keseharian mereka.

Menjadi seorang pengusaha bukanlah sesuatu yang mudah. Meskipun sebagian orang berkata bahwa kamu bebas menentukan jam kerja dan bekerja sesuai waktu yang kamu inginkan, namun apakah semua itu benar? Apakah seorang pengusaha tidak memiliki jam kerja dan bekerja tanpa ada tekanan?

1. Fleksibel dalam Bekerja

pengusaha online
Peluang bisnis online sangat terbuka lebar saat ini

Para pengusaha dapat mengatur jam kerja secara fleksibel. Hal ini dikarenakan tidak adanya keterikatan jam kerja dari pihak manapun. Cara kerja semacam ini tentu menarik bagi kamu yang tidak suka dengan keterikatan waktu atau rutinitas karyawan yang cenderung monoton.

Tetapi fleksibel dalam mengatur jam kerja bukan berarti kamu dapat sukses begitu saja. Diperlukan disiplin waktu dalam mengatur bisnis. Bahkan, tidak sedikit para pengusaha yang baru merintis memakan waktu kerja yang lebih banyak. Namun, ketika kamu menghabiskan tenaga dan waktu yang banyak dalam membangun bisnis, maka hasilnya pun akan sepadan.

2. Menentukan Target Keuntungan Sendiri

Apapun pekerjaannya, kamu tentu harus memiliki target jangka pendek, jangka menengah, hingga jangka panjang. Bagi pengusaha, target menjadi sangat penting. Target yang jelas akan mempengaruhi motivasi dan strategi yang akan kamu terapkan dalam membangun bisnis.

Kelebihan ini mungkin tidak bisa dimiliki oleh karyawan kantoran, dikarenakan target telah ditetapkan oleh perusahaan. Karyawan semaksimal mungkin harus memenuhi target itu. Sedangkan bagi pengusaha, target dapat ditentukan sendiri dan disesuaikan dengan batas kemampuan diri.

3. Menjadi Pemimpin Sejak Awal

Jika karyawan kantoran memburu jenjang karir mulai dari bawah hingga ke top level management, pengusaha malah sebaliknya. Pengusaha akan menjadi founder dari bisnis rintisannya dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi seorang CEO jika bisnisnya berkembang semakin besar.

Pengusaha dapat bebas mengatur bisnisnya sendiri dan hanya akan bersaing dengan kompetitor bisnis, bukan dengan sesama karyawan.

Selain itu, dengan menjadi seorang pengusaha, secara tidak langsung kamu melihat diri sendiri sebagai seorang pemimpin. Sukses atau tidaknya kamu dalam mengembangkan bisnis, merefleksikan kemampuanmu dalam memimpin.

Kelemahan Karir Sebagai Karyawan

Setiap pilihan memiliki kelemahan atau kekurangannya. Dan kelemahan ini dapat menjadi pertimbangan nantinya ketika kamu memutuskan untuk menjadi seorang karyawan. Apa saja kelemahan ketika menjadi seorang karyawan?

1. Harus Siap Diperintah

Karyawan bekerja untuk perusahaan. Tentu di dalam perusahaan terdapat bagian yang memiliki strata dan tingkatan jabatan. Ketika kamu berstatus sebagai karyawan baru, maka kamu akan sering berhadapan dengan atasan yang beraneka ragam. Hal ini perlu kamu latih untuk menyiapkan diri dan mental agar siap diperintah dalam jam kerja.

2. Bertanggung jawab Kepada Atasan

Ketika kamu menjadi seorang karyawan, kamu dituntut untuk bekerja secara maksimal dan mencapai target sesuai harapan atasan. Jika kinerjamu baik, maka atasan akan menerima dengan sikap yang baik, namun jika sebaliknya, maka kamu harus siap dengan segala konsekuensi.

Sebagian karyawan merasa hal ini adalah tekanan yang terus menghantui, namun sebagian lainnya merasa bahwa itu adalah motivasi agar tetap bekerja dengan baik.

3. Penghasilan Cenderung Tetap (stagnan)

Bagi beberapa karyawan, cukup sulit untuk mendapatkan kenaikan gaji. Butuh tenaga ekstra untuk mendapatkan upah lebih, salah satunya dengan mengambil jam kerja lembur. Hal ini perlu dipertimbangkan ketika dalam tahap negosiasi gaji. Ketika proses interview, pastikan kamu telah membahas permasalahan salary dan proses kenaikannya.

Sedangkan pengusaha, pendapatannya cenderung beragam, tergantung strategi dan keahlian dalam membaca pasar. Karyawan pun sangat sulit untuk mencari sumber penghasilan lainnya jika mempertimbangkan jam kerja yang padat dan keterbatasan energi setiap hari.

Kelemahan Karir Sebagai Pengusaha

Kelemahan menjadi seorang pengusaha juga perlu kamu pertimbangkan nantinya. Hal ini mencakup beberapa hal yang bagi sebagian orang takut mengambil resiko.

1. Jam Kerja yang Tidak Pasti

Jam kerja seorang pengusaha tentu berbeda dengan jam kerja karyawan. Selain karena tidak terikat oleh waktu-waktu tertentu, namun juga tidak ada yang mengikat selain diri sendiri. Sayangnya, memiliki jam kerja fleksibel itu tidak seindah yang dibayangkan.

Para pengusaha yang membangun bisnis rintisan perlu memfokuskan diri untuk bekerja lebih dari jam kerja para karyawan. Pengusaha terlihat lebih santai ketika bisnisnya sudah berkembang dengan baik, namun perlu jam kerja serta tenaga lebih ketika memulai.

2. Pendapatan Tidak Stabil

Satu sisi hal ini menjadi keuntungan, di mana pengusaha berpeluang untuk menerima pendapatan yang tidak terbatas. Lain halnya dengan karyawan, yang hanya dapat menerima gaji sebesar angka yang tertulis dalam kontrak kerja.

Sayangnya, besar pula kemungkinan bahwa pengusaha tidak mendapatkan gaji yang diharapkan per bulannya. Pengusaha sangat bergantung pada kondisi dan strategi pasar. Untuk itu, kamu perlu siapkan diri jika ingin terjun menjadi pengusaha.

3. Memiliki Resiko yang Beragam

Menjadi seorang pengusaha jelas memiliki resiko, baik melibatkan pribadi maupun pihak lainnya. Resiko masalah keuangan seperti terlilit hutang, kerugian, penipuan, dan hal buruk lainnya kerap berada di lingkungan pengusaha. Bagi kamu yang takut mengambil resiko, mungkin pengusaha bukanlah pilihan karir yang tepat.

Karyawan Dibayar karena Jasa, Pengusaha Dibayar karena Hasil Pencapaian

pengusaha
Meskipun sama-sama ingin sukses, kedua jenis pekerjaan ini memiliki gengsi yang tidak ada habisnya

Setelah melihat kelebihan dan kekurangan dari seorang karyawan vs pengusaha di atas, tentu kamu semakin paham untuk menimbangnya.

Sebagai tambahan untuk perbandingan, seorang karyawan akan semakin bagus jika bekerja di lingkungan yang nyaman, di perusahaan yang  bonafide, memiliki goal oriented, dan jiwa kompetitif. Hal ini penting untuk melihat bahwa karyawan akan mendapatkan kenaikan upah ketika bekerja dengan baik.

Sedangkan pengusaha adalah sebaliknya. Mereka akan mendapatkan upah tergantung seberapa besar dan gigih dalam mengelola bisnis. Seorang pengusaha akan menyadari bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan tergantung seberapa besar upaya yang dikeluarkan.

Karyawan Bertindak, Pengusaha Mendengar

karyawan
Menjadi karyawan yang inovatif dan pekerja keras memungkinkan mendapatkan jenjang karir yang jelas

Bagian ini bisa dilihat sebagai sebuah perumpamaan dari kinerja kedua status pekerjaan ini secara umum. Seorang karyawan akan berkutat pada pekerjaan rutinitas yang telah diatur dalam kontrak kerja. Karyawan akan fokus mengerjakan apa yang diperintahkan oleh atasan dan berkutat di layar monitor hingga jam kerja usai.

Sedangkan pengusaha membutuhkan keahlian yang berbeda. Perlunya bagi seorang pengusaha untuk peka terhadap tren pasar dan memetakan segmentasi konsumen. Bersikap inovatif, kreatif, dan berkeinginan untuk maju sudah menjadi kewajiban bagi pengusaha.

Bagaimana? Apakah kamu sudah siap berdiskusi dengan orang tua tentang pilihan karirmu ke depan? Jangan khawatir, jika kamu dapat mengkomunikasikannya dengan baik dan jelas bersama orang-orang terdekatmu, maka akan lebih mudah untuk membuat mereka mengerti.

Jika ada pertanyaan seputar pilihan karir, silakan tulis di kolom komentar dan bagikan artikel informatif ini ke rekan-rekanmu, ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *